Misal Anda merupakan tokoh agama dalam masyarakat, kemudian karena jasa yang begitu besar terhadap masyarakat, maka Anda berkata dalam hati pasti jika Anda ada hajatan ramai, maka masyarakat pasti semuanya hadir.
Apakah kenyataannya seperti itu? Ternyata seringkali dijumpai tidak seperti demikian. Anda sudah berkorban dengan keras baik materiil maupun non-materiil, tetapi sikap masyarakat justru bertolak belakang dengan harapan Anda.
Ya seperti yang penulis katakana diatas, terus berbuat baik dan bekerja keras saja, tidak perlu pamrih. Anggap saja seperti telah berlalu lalang dan seperti tidak terjadi apa-apa.Â
Dan juga, tidak perlu iri dengan kesuksesan orang lain. Firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 216 berbunyi,
 "Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
Itu artinya, bisa jadi kalau Anda dikasih kekayaan justru malah nasib Anda lebih buruk dari hari ini. Sebab kekayaan itu ada dua ujungnya, bisa memuliakan orang atau menghina orang.
Orang yang tertangkap korupsi itu salah satu contoh orang kaya yang terhina. Orang kaya dermawan itu salah satu contoh orang kaya yang mulai. Allah pasti tahu yang terbaik bagi hamba-Nya.
By: M. Saiful Kalam
Source: Kitab Suci dan Pengalaman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H