Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Begini Tips Supaya Data Akun Buat Ngantor Secure

24 Februari 2022   16:04 Diperbarui: 24 Februari 2022   23:44 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kehidupan manusia sekarang ini sudah tidak terlepas dengan yang namanya akun media social. Bisa dipastikan, tiap orang pada tiap harinya memiliki setidaknya satu jenis akun media social.

Jika Anda hendak membuka media social, tentu membutuhkan user ID dan password setidaknya untuk masuk dan bisa mengakses fitur yang ada di dalam media tersebut.

Nah masalahnya, ada beberapa kasus yang menyebabkan kita sebagai author atau pemiliki akun itu gagal akses, entah karena lupa password, dihack, atau alasan sebagainya.

Tentu akan sangat menjengkelkan disaat Anda pas lagi membutuhkan akun tersebut guna kebutuhan kantor misalnya, justru tidak bisa diakses.

Selain jengkel, sudah tentu kena semprot atasan dan siap-siap saja Anda akan dicap sebagai karyawan teledor. Tentu tidak mau dong bila kondisi buruk seperti itu Anda rasakan.

Belum lagi jika masalahnya itu belum selesai, Anda disuruh tanggungjawab untuk mengembalikan semua data yang hilang, dan tentu Anda pasti gelagapan jika bertemu pada kondisi buruk seperti itu.

Cara pertama jika Anda menjabat sebagai Admin kantor yaitu memastikan siapa saja author yang bisa mengakses akun kantor tersebut.

Tidak semua karyawan kantor memiliki akses untuk membuka akun media social kantor. Sebab, dikhawatirkan akan disalahgunakan jika diberikan banyak orang. Oleh karena ini, perlu adanya 2-3 orang saja yang mengetahui user ID dan password akun tersebut.

Kenapa tidak 1 orang saja? Hal itu sangat riskan sekali jika yang memegang akses hanya 1 orang saja, seperti bagaiman jika orang tersebut nantu sakit dan kantor perlu kirim data menggunakan media tersebut.

2-3 orang merupakan angka yang ideal. Juga dipastikan mereka harus menguasai bagaimana cara menggunakan akun medis social secara professional. Sebab, salah satu penilaian yang bagus dari orang luar mengenai kantor adalah keterbukaan akses informasi dan kualitas grafisnya.

Cara kedua, pastikan setiap admin untuk selalu log out akun seusai menggunakan. Hal ini memang nampak sepele, akan tetapi impactny sangat besar jika tidak dilakukan.

Logikanya begini, memang akun user ID dan passwordnya hanya sedikit yang mengetahui. Namun, seoarng hacker itu bisa menerobos masuk ke akun Anda.

Maksudnya, akun yang belum dilogout itu berpotensi besar untuk hacker menerobos masuk kesana. Kalau sampai bisa masuk dan mampu merubah password akun kantor tersebut, bisa bahaya.

Kalau pengalaman penulis, ada fenomena aneh terjadi saat memegang hape. Yaitu ketika membuka aplikasi Twitter, hape penulis tiba-tiba bergerak sendiri dan menuju ke tombol kamera.

Siapa juga yang tidak takut jika diteror semacam itu. Padahal, penulis sama sekali tidak pernah menyebarkan privasi password kepada siapapun, termasuk teman dekat.

Akhirnya, langkah yang penulis lakukan adalah dengan menghapus aplikasi tersebut. Beruntungna, serangan hacker itu pun hilang. Entah karena aplikasi down ada gimana, yang jelas akun penulis masih log in, belum log out.

Cara yang ketiga, yaitu menyimpan password jika Anda merupakan orang yang multitasking.

Ada orang yang dengan tipe memiliki katakanlah 5-10 akun penting yang harus selalu ia gunakan tiap bulannya. Akan sangat riskan jika ia lupa user ID dan password dan itu memungkin terjadi, sebab manusia memang mudah lupa disaat kondisi tubuh benar-benar lelah.

Antisipasinya sudah tentu dengan menyimpan user ID dan password ke dalam file, entah itu berupa text Word, Notes, dan sebagianya. Intinya, disaat Anda hendak membuka akses akun, jika lupa Anda tinggal melihat catatan yang telah Anda tulis sebelumnya.

Tetapi yang perlu juga diingat, Anda tidak usah menyebarkan user ID dan password kepada siapapun, termasuk teman dekat. Sebab, kita tidak tahu siapa yang akan berniat buruk kepada kita. Bahkan teman dekat secara tidak kita sadari memiliki niat jahat.

Banyak contohnya, misal penulis punya teman dekat namanya Dewa. Apapun informasi penting dari penulis, Dewa selalu mengetahuinya.

Suatu saat, Dewa sedang mengalami kesusahan dan usahanya bangkrut. Karena tahu bahwa penulis itu keluarganya kaya, ia tahu mana celah untuk masuk ke rumah penulis, tanpa bahkan penulis sadari.

Akhirnya apa yang terjadi, banyak barang dirumah itu hilang. Dan setelah diusut, ternyata Dewa-lah yang menjadi pelaku pencurian tersebut.

Itu merupakan kisah nyata dari seorang ayah-ibu yang pernah bercerita kepada penulis. Dan mereka berpesan supaya tetap hati-hati dan waspada kepada siapapun orangnya itu.

Cara keempat, yaitu mencadangkan data yang penting.

Mencadangkan data sendiri sudah bukan isitilah asing lagi. Tentu Anda tidak tahu nasib buruk itu kapan terjadi, yang jelas Anda harus memiliki prinsip, "sedia paying sebelum hujan".

Contoh mudahnya seperti ini, ada seorang mahasiswa semester akhir yang ujian skripsinya besok minggu sudah dimulai.

Karena malem habis begadang dan main game, ada kejadian buruk yang menimpanya, yaitu tiba-tiba laptopnya hang dan rusak, tidak bisa dinyalakan kembali.

Karena panic, maka tentu agar supaya laptop bisa berfungsi kembali, maka harus disservice. Service sendiri memerlukan waktu 1 bulan setidaknya agar laptop bisa berfungsi kembali.

Ya karena ia tidak mencadangkan file, akhirnya ia gagal mengikuti sidang skripsi. Andai saja ia memiliki cadangan file, maka ia tidak akan kehilangan salah satu momen penting dalam hidupnya.

Mencadangkan file ini sebenarnya lebih seperti analogi arsip pada perpustakaan. Artinya, jika sewaktu-waktu hilang, maka masih ada cadangannya.

Data itu merupakan hal yang penting dalam membantu kelancaran hidup di zaman ini. Zaman yang mana tidak terlepas dari entah itu mengetik dan sebagianya. Oleh karenanya, data suda seharunya dijaga dengan sebaik-baiknya

Source: Pengalaman Pribadi

By: M. Saiful Kalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun