Akhirnya apa yang terjadi, banyak barang dirumah itu hilang. Dan setelah diusut, ternyata Dewa-lah yang menjadi pelaku pencurian tersebut.
Itu merupakan kisah nyata dari seorang ayah-ibu yang pernah bercerita kepada penulis. Dan mereka berpesan supaya tetap hati-hati dan waspada kepada siapapun orangnya itu.
Cara keempat, yaitu mencadangkan data yang penting.
Mencadangkan data sendiri sudah bukan isitilah asing lagi. Tentu Anda tidak tahu nasib buruk itu kapan terjadi, yang jelas Anda harus memiliki prinsip, "sedia paying sebelum hujan".
Contoh mudahnya seperti ini, ada seorang mahasiswa semester akhir yang ujian skripsinya besok minggu sudah dimulai.
Karena malem habis begadang dan main game, ada kejadian buruk yang menimpanya, yaitu tiba-tiba laptopnya hang dan rusak, tidak bisa dinyalakan kembali.
Karena panic, maka tentu agar supaya laptop bisa berfungsi kembali, maka harus disservice. Service sendiri memerlukan waktu 1 bulan setidaknya agar laptop bisa berfungsi kembali.
Ya karena ia tidak mencadangkan file, akhirnya ia gagal mengikuti sidang skripsi. Andai saja ia memiliki cadangan file, maka ia tidak akan kehilangan salah satu momen penting dalam hidupnya.
Mencadangkan file ini sebenarnya lebih seperti analogi arsip pada perpustakaan. Artinya, jika sewaktu-waktu hilang, maka masih ada cadangannya.
Data itu merupakan hal yang penting dalam membantu kelancaran hidup di zaman ini. Zaman yang mana tidak terlepas dari entah itu mengetik dan sebagianya. Oleh karenanya, data suda seharunya dijaga dengan sebaik-baiknya
Source: Pengalaman Pribadi