Setelah 20 tahun Reformasi, kondisi perekonomian Indonesia sudah mulai membaik. Pada halaman 243 ditampilkan tabel perubahan, pertumbuhan ekonomi tahun 1998 minus 13,13%, pada tahun 2017 tercapai pertumbuhan sebesar 5,07% dan terus melaju hingga saat ini walau pun menghadapi kasus pandemi Covid-19 dan krisis invasi Rusia terhadap Ukraina.Â
Dan nampaknya, lelompok Soeharto/Orde Baru, ingin memanfaatkan momentum ini untuk bangkit kembali memutar arah jarum jam Reformasi. Oleh karena itu, generasi muda dan seluruh rakyat Indonesia perlu membaca buku ini dengan seksama.Â
Dalam buku ini menampilkan empat tema utama, yaitu : rezim Orde Baru-Soeharto beserta secuil kekonyolannya ; gambaran krisis ekonomi sejak medio 1997 hingga pertengahan Mei 1998; hari-hari menjelang Soeharto turun; serta hari-hari menuju Pemilu 1999. Buku ini dimulai dengan guntingan koran Kompas tertanggal 13 Maret 1994 yang memuat pernyataan Presiden Soeharto bahwa dia tidak berambisi jadi presiden seumur hidup.
Tetapi pada tahun 1998 malah dia masih mau dipilih untuk yang ketujuh kalinya, dan baru dilantik lalu diturunkan lagi oleh aksi massa rakyat yang berdemonstrasi di seluruh wilayah tanah air. Kenanglah itu semua dari buku terbitan Kompas ini yang juga memuat 6 Tuntutan Reformasi yang belum tuntas dan harus terus diperjuangkan oleh rezim berikutnya, yaitu :
Pertama, penegakan supremasi hukum.
Kedua, pemberantasan KKN.
Ketiga, mengadili Soeharto dan kroninya.
Keempat, amandemen konstitusi. Sudah berhasil membatasi jabatan Presiden/Wakil Presiden hanya dua kali, tetapi sayangnya menghapus persyaratan penting yang mengharuskan Orang Indonesia Asli. Penghapusan ini mungkin suatu kemunduran karena mengingkari kebijakan para Perintis Kemerdekaan yang merumuskan UUD 1945.
Kelima, pencabutan Dwifungsi TNI/POLRI.
Keenam, pemberian Otonomi Daerah seluas-luasnya.
Terutama bagi generasi muda perlu membaca buku ini, sebab ada petunjuk dan tuntunan agama sebagai rujukan untuk melangkah sebagai bangsa.