Mohon tunggu...
Muhammad Ryanda
Muhammad Ryanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa semester 6 yang sedang mencoba mendalami sebagai seorang penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Bencana sebagai Sebuah Sistem Penanganan terhadap Ancaman Sesar Sumatera

22 Mei 2024   05:30 Diperbarui: 22 Mei 2024   05:57 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KOMUNIKASI BENCANA SEBAGAI SEBUAH SISTEM PENANGANAN TERHADAP ANCAMAN SESAR SUMATERA

Ryamitha Shevanti Karolina, Haikal Fasya, Muhammad Ryanda.

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial & Politik, Universitas Syiah Kuala

2024

Sesar sumatera.

Bergelut dalam pemberitaan BMKG (24/03/2024) yang memperjelas peringatannya atas waspada sesar sumatera yang nyata terjadi pada wilayah sumatera memanjang dari Provinsi Lampung hingga ke Aceh. Sesar sendiri merupakan patahan merupakann bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya. Jarak pergeseran tersebut dapat dalam jangka dekat maupun jangka jauh hingga puluhan kilometer, sedangkan bidang sesarnya mulai dari yang berukuran centimeter hingga puluhan kilometer (Billing, 1959). 

Sesar sumatera telah diumumkan secara jelas dan terdata oleh BMKG pada 24 maret 2024. Sesar yang aktif dapat menibulkan gempa dengan kekuatan yang cukup besar. Sehingga diperlukan pemetaan lokasi yang akurat sesuai jalur sesar aktif untuk diopimalkannya mitigasi bencana dan penanggulangan gempa bumi dan Tsunami. 

Pada artikel BPBD Kab. Banyumas, zona Subduksi Sumatera berpotensi menimbulkan gempa megathrust, seperti gempa Aceh 2004 dan gempa Nias pada 2005 silam.  Megathrust sendiri merupakan titik tumbukan yang terjadi dalam lempeng tektonik hingga mencapai ribuan kilometer dan menyimoan ribuan energi gempa yang besar. Disamping itu megathrust juga berpotensi menimbulkan  gelombang tsunami Pada kutipan detiknews, kepala BMKG, mengantisipasi seluruh masyarakat bahwasannya sesar sumatera ini harus diwaspadai dan berbahaya untuk kerusakan lingkungan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang merupakan suatu peristiwa dapat mengancam dan mengganggu kehidupan manusia yang disebabkan karena faktor alam, faktor non alam, dan faktor manusia. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya korban jiwa, manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologi. Maka atas peraturan tersebut, pemerintah dan masyarakat berkaitan aktif untuk mitigasi bencana.

Dapat dipahami pula terkait pendekatan strategi dalam manajemen bencana, bahwa manajemen bencana terintegrasi yaitu proses pengambilan keputusan yang terus menerus yang mengacu pada pencegahan, respon dan pemulihan dari suatu peristiwa bencana. 

Manajemen bencana juga dapat dijabarkan sebagai cara untuk mengambil tindakan cepat dan epat untuk mengatasi bencana, komponen serta konsekuensinya dengan kondisi dalam waktu yang singkat, ancaman bahaya yang membayangi serta kurangnya informasi yang memadai dan akurat. Tindakan semacam itu perlu direalisasikan. Kurangnya perhatian dan gagalnya menyusun rencana yang tepat dengan cara ilmiah maka akan mengarah kepada krisis yang dapat mengakibatkan kehancuran lembaga dan sistem. Simonovic (dalam fetty,Dkk 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun