Mohon tunggu...
Muhammad Rofy Nurfadhilah
Muhammad Rofy Nurfadhilah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis dan membaca merupakan cara yang paling elok dalam membunuh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Metode "Resource Person", Menambah Pengalaman Belajar Siswa tentang Profesi

9 Maret 2020   16:29 Diperbarui: 12 Maret 2020   20:43 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika guru bertanya kepada peserta didik tentang cita-cita apa yang mereka inginkan saat dewasa nanti, seringkali mereka antusias menjawab dengan jawaban yang beragam. Seperti mengutarakan keinginannya untuk menjadi seorang dokter, polisi, TNI, guru, pilot, model, dan lainnya. 

Rata-rata apa yang mereka utarakan tentang profesi berdasarkan atas apa yang meraka pahami secara sepintas, baik dari hasil penglihatan mereka di media, diperkenalkan orangtua, atau dari hasil interaksi mereka dengan masyarakat. 

Bahkan, apa yang mereka inginkan terkadang berdasarkan seseorang yang mereka idolakan, baik publik figur yang seringkali muncul di layar kaca atau orangtuanya sendiri yang menjadi panutan bagi mereka.

Profesi yang mereka tahu baru sampai pada tahap mengenal. Belum begitu paham apa dan bagaimana profesi itu sebenarnya di lapangan. Apalagi anak di usia pendidikan dasar seperti Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), cita-cita yang mereka utarakan terkadang diperoleh dari apa yang mereka dengar dan lihat dari teman dan gurunya sendiri di sekolah.

Baju seragam polisi atau pemadam kebakaran yang dikenakan oleh anak TK, misalkan, hal itu merupakan pembelajaran yang positif sebagai tahap awal pengenalan profesi bagi mereka. Namun hal tersebut tidak lantas membuat mereka lebih paham tentang profesi yang dimaksud.

Diperlukan metode yang lebih kreatif dan menyenangkan dalam menggali wawasan mengenai profesi ini, sehingga peserta didik akan memperoleh gambaran yang lebih nyata mengenai profesi yang sebenarnya. Mengingat, pentingnya pengetahuan ini sebagai rujukan bagi peserta didik di masa yang akan datang sehingga mereka dapat mempersiapkannya sejak dini.

Foto: portalbuana.com
Foto: portalbuana.com

Salah satu metode pembelajaran untuk menambah pengetahuan tentang profesi ini adalah metode resource person (manusia sumber). Metode ini adalah sebuah metode pembelajaran yang menjadikan orang luar (bukan guru) sebagai pihak yang memberikan pelajaran kepada siswa (Nana Sudjana, 2009: 88).

Orang luar ini hendaknya adalah orang yang mempunyai keahlian khusus di bidangnya, atau paling tidak orang tersebut telah lama menekuni bidang pekerjaannya. Sehingga mereka dipercaya telah memperoleh pengalaman yang luas dari pekerjaannya tersebut, yang kemudian dapat berbagi pengetahuan dan pengalamannya dengan para siswa.

Metode resource person ini bisa dilakukan dengan dua cara, yakni, pertama, peserta didik dengan dibimbing gurunya berkunjung ke tempat mereka (resource person) bekerja.

Cara ini memberi keuntungan yang lebih, sebab selain para siswa memperoleh pengetahuan dari pengalaman mereka, para siswa juga dapat melihat langsung tempat atau ruangan mereka bekerja, serta proses dan jenis pekerjaan yang sedang mereka geluti secara nyata. Atau bahkan, dapat mencoba pekerjaan yang sedang mereka kerjakan.

Kedua, mereka yang menjadi resource person sengaja diundang ke sekolah untuk memberikan pembelajaran atau berbagi pengalaman tentang profesi kepada suluruh siswa di sekolah.

Dengan cara ini, pihak sekolah tidak hanya mengundang dari salah satu profesi saja, namun bisa dari berbagai profesi. Bahkan orang dari profesi yang tidak lazim di telinga para siswa, sebagai tambahan wawasan bagi mereka. Sebut saja, animator, geolog, atau tim kreatif TV, yang kebanyakan siswa belum mengetahui profesi tersebut.

Foto: atimtimes.com
Foto: atimtimes.com

Ada beberapa ketentuan agar metode ini berjalan dengan baik, di antaranya: Pertama, persiapan. Dalam tahap ini guru hendaknya menetapkan tujuan yang hendak dicapai dari adanya resource person ini, materi apa yang dipadukan dengan resource person ini, serta siapakah yang akan dijadikan resource person.

Kedua, dalam pelaksanaannya metode ini tidaklah berdiri sendiri, karena di dalamnya melibatkan interaksi siswa dengan sumber belajar.

Maka, metode ini bisa berjalan dengan baik apabila dikolaborasikan dengan metode-metode yang lainnya, seperti metode tanya jawab, metode diskusi, metode simulasi ataupun metode lainnya sesuai dengan apa yang dipersiapkan oleh guru dan  resource person.

Setelah ketentuan tersebut dipenuhi, para guru yang terlibat bisa melakukan evaluasi dengan dua cara. Pertama, seluruh siswa yang telah mengikuti kegiatan ini bisa ditanya langsung oleh guru yang bersangkutan mengenai gambaran profesi yang telah mereka peroleh dari resource person.

Kedua, guru yang bersangkutan bisa menugaskan siswa untuk membuat karya tulis tentang cita-cita mereka di masa depan berdasarkan pengalamannya berinteraksi dengan resource person.

Menurut hemat penulis, ada beberapa keunggulan mengenai metode ini, di antaranya, pertama, siswa mendapat pengalaman belajar yang baru. Hal ini dikarenakan mereka tidak belajar dengan gurunya yang biasa, melainkan dengan orang baru yang bahkan profesinya bukan seorang guru.

Kedua, akan mendorong imajinasi siswa tentang gambaran sebuah profesi ke arah yang sebenarnya. Maksudnya yaitu, ketika siswa bercita-cita menjadi seorang fotografer, misalkan, maka mereka akan tahu gambaran sesungguhnya tentang apa dan bagaimana profesi fotografer tersebut dari sumber aslinya, yaitu fotografer.

Foto: dara.co.id
Foto: dara.co.id

Ketiga, akan melatih kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Karena di dalam metode ini terjalin komunikasi dua arah antara peserta didik dengan resource person. 

Keempat, adanya kemudahan dalam mengaplikasikan metode ini. Hal ini, dikarenakan setiap sekolah yang berdiri tentunya akan selalu berdampingan dengan masyarakat yang memiliki profesi yang beragam. Maka, mereka dapat dikunjungi oleh para siswa atau diundang oleh pihak sekolah untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya.

Metode ini bisa diaplikasikan di berbagai jenjang pendidikan, seperti di TK, SD, SMP, SMA atau yang sederajat. Mengingat, semua peserta didik pasti memiliki impian atau cita-cita di masa yang akan datang.  

Akhirnya, yang lebih penting dari metode resource person ini yaitu, tidak hanya guru saja yang dapat ikut andil dalam kemajuan pendidikan di negeri ini, namun seluruh lapisan masyarakat bisa ikut andil berbagi pengalaman; berbagi pengetahuan dengan para siswa di sekolah. Terlebih-lebih dengan para siswa yang ada di pelosok daerah dengan profesi masyarakat yang hampir homogen (sejenis). 

Seperti di kawasan pertanian misalnya, mereka (para siswa) akan memperoleh pengetahuan yang luas apabila sekolah mereka mengunjungi atau mengundang orang-orang dari berbagai macam profesi. Selain dapat dijadikan sebagai ajang silaturahmi, siswa sendiri dapat belajar bersama dan berbagi pengalaman dengan mereka. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun