Cara ini memberi keuntungan yang lebih, sebab selain para siswa memperoleh pengetahuan dari pengalaman mereka, para siswa juga dapat melihat langsung tempat atau ruangan mereka bekerja, serta proses dan jenis pekerjaan yang sedang mereka geluti secara nyata. Atau bahkan, dapat mencoba pekerjaan yang sedang mereka kerjakan.
Kedua, mereka yang menjadi resource person sengaja diundang ke sekolah untuk memberikan pembelajaran atau berbagi pengalaman tentang profesi kepada suluruh siswa di sekolah.
Dengan cara ini, pihak sekolah tidak hanya mengundang dari salah satu profesi saja, namun bisa dari berbagai profesi. Bahkan orang dari profesi yang tidak lazim di telinga para siswa, sebagai tambahan wawasan bagi mereka. Sebut saja, animator, geolog, atau tim kreatif TV, yang kebanyakan siswa belum mengetahui profesi tersebut.
Ada beberapa ketentuan agar metode ini berjalan dengan baik, di antaranya: Pertama, persiapan. Dalam tahap ini guru hendaknya menetapkan tujuan yang hendak dicapai dari adanya resource person ini, materi apa yang dipadukan dengan resource person ini, serta siapakah yang akan dijadikan resource person.
Kedua, dalam pelaksanaannya metode ini tidaklah berdiri sendiri, karena di dalamnya melibatkan interaksi siswa dengan sumber belajar.
Maka, metode ini bisa berjalan dengan baik apabila dikolaborasikan dengan metode-metode yang lainnya, seperti metode tanya jawab, metode diskusi, metode simulasi ataupun metode lainnya sesuai dengan apa yang dipersiapkan oleh guru dan  resource person.
Setelah ketentuan tersebut dipenuhi, para guru yang terlibat bisa melakukan evaluasi dengan dua cara. Pertama, seluruh siswa yang telah mengikuti kegiatan ini bisa ditanya langsung oleh guru yang bersangkutan mengenai gambaran profesi yang telah mereka peroleh dari resource person.
Kedua, guru yang bersangkutan bisa menugaskan siswa untuk membuat karya tulis tentang cita-cita mereka di masa depan berdasarkan pengalamannya berinteraksi dengan resource person.
Menurut hemat penulis, ada beberapa keunggulan mengenai metode ini, di antaranya, pertama, siswa mendapat pengalaman belajar yang baru. Hal ini dikarenakan mereka tidak belajar dengan gurunya yang biasa, melainkan dengan orang baru yang bahkan profesinya bukan seorang guru.
Kedua, akan mendorong imajinasi siswa tentang gambaran sebuah profesi ke arah yang sebenarnya. Maksudnya yaitu, ketika siswa bercita-cita menjadi seorang fotografer, misalkan, maka mereka akan tahu gambaran sesungguhnya tentang apa dan bagaimana profesi fotografer tersebut dari sumber aslinya, yaitu fotografer.