Menjawab kritik terhadap analisis faktor yang terlalu deskriptif, dan yang menentukan faktor-faktor perolehan dari matrik korelasi secara mengembangkan metoda analisis kriterion (criterion analysis).
Pada metoda analisis faktor tradisional, peneliti langsung saja menyusun seperangkat alat ukur yang meliput seluruh ranah penelitian, dengan harapan analisis faktor nanti akan mengungkap latar belakangnya. Analisis Kriterion dari Eysenck mengharuskan peneliti mulai dari pengembangan hipotesis mengenai spesifikasi variabel latar belakang yang akan diteliti, baru kemudian menyusun seperangkat alat ukur yang dirancang untuk mengungkap faktor-faktor yang dihipotesakan itu.
Responden yang diteliti sekurang-kurangnya dua kelompok, yang diduga mempunyai perbedaan tingkat kepemilikan variabel yang akan diukur. Kelompok dengan tingkat kepemilikan variabel yang berbeda itu disebut kelompok kriterion, dan analisis faktor yang melibatkan kelompok kriterion, disebut analisis kriterion. Membandingkan skor dua kelompok yang diduga mempunyai kualitas yang berbeda, dapat dipakai untuk menganalisis sensitivitas item tes yang pada gilirannya akan menghasilkan pengukuran trait secara valid dan reliabel.
Asesmen Kepribadian
Di antara instrumen-instrumen yang pernah dikembangkannya, ada empat inventori yang pengaruhnya luas, dalam arti dipakai oleh banyak pakar untuk melakukan penelitian atau untuk memahami klien, maupun dalam arti menjadi ide untuk mengembangkan tes yang senada.
a. Maudley Personality Inventory (MPI), mengukur E dan N dan korelasi antara keduanya.
b. Eysenck Personality Inventory (EPI), mengukur E dan N secara independen.
c. Eysenck Personality Questionnair (EPQ), mengukur E, N, P, (merupakan revisi dari EPI, tetapi EPI yang hanya mengukur E dan N masih tetap dipublikasikan).
d. Eysenck Personality Questionnair-Revised (EPQ-R) revisi dari EPQ.
 EVALUASI TEORI KEPRIBADIAN HANS J. EYSENCK.
Teori Trait faktor dari Eysenck (dan Cattell) merupakan contoh penelitian kepribadian yang dengan pendekatan yang sangat empirik. Teori itu dikembangkan melalui pengumpulan data dari responden yang jumlahnya sangat besar, mengkorelasikan skor-skor yang diperoleh, dilakukan analisis faktor terhadap matriks korelasinya, dan memakai simpulan faktornya sebagai aspek penting dalam psikologi. Dengan kata lain, teori trait-faktor mendasarkan diri kepada psikometrik alih-alih penilaian klinik.