Mohon tunggu...
Muhammad RizkiAkbar
Muhammad RizkiAkbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hai, nama saya Muhammad Rizki Akbar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tipologi Biologis Hans J Eysenck

12 Juli 2024   20:42 Diperbarui: 12 Juli 2024   20:53 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.3 Dimensi Ekstravers-Nurotisme dengan CAL dan ANS/Alwisol 

Eysenck sesungguhnya ingin memasukkan kecerdasan sebagai dimensi keempat dari kepribadian. Seperti tiga dimensi yang lain, kecerdasan lebih banyak dipengaruhi oleh keturunan. Namun penelitian disekitar kecerdasan masih belum dapat mengelaborasi faktor kecerdasan itu dengan keseluruhan. kepribadian manusia. Banyak kontroversi tentang hubungan antara kecerdasan dengan ras, yang belum terselesaikan.

PEMBENTUKAN KEPRIBADIN HANS J. EYSENCK

Teori kepribadian Eysenck menekankan peran herediter sebagai faktor penentu dalam perolehan trait ekstraversi, neurotisisme, dan psikotisisme (juga kecerdasan). Sebagian didasarkan pada bukti hubungan korelasional antara aspek biologis, seperti CAL dan ANS
dengan dimensi kepribadian. Namun Eysenck juga berpendapat, bahwa semua tingkah laku yang tampak tingkah laku pada hirarki kebiasaan dan respon spesifik semuanya (termasuk tingkah laku neurosis) dipelajari dari lingkungan.

Tidak seperti Freud yang memandang neurosis berkembang dari konflik tak sadar antara kekuatan-kekuatan instingtif dengan proses pertahanan ego, Eysenck berpendapat inti fenomena neurotis adalah reaksi takut yang dipelajari (terkondisikan).

Hal itu terjadi manakala satu atau dua stimulus netral diikuti dengan perasaan sakit/nyeri fisik maupun psikologis. Kalau traumanya sangat keras, dan mengenai seseorang yang faktor hereditasnya rentan menjadi neurosis, maka bisa jadi cukup satu peristiwa traumatis untuk membuat orang itu mengembangkan reaksi kecemasan dengan kekuatan yang besar dan sukar berubah (diatesis stress model).

Sekali kondisioning ketakutan atau kecemasan terjadi, pemicunya akan berkembang bukan hanya terbatas kepada objek atau peristiwa asli, tetapi ketakutan/kecemasan itu juga dipicu oleh stimulus lain yang mirip dengan stimulus asli atau stimulus yang dianggap berkaitan dengan stimulus asli. Mekanisme perluasan stimulus ini mengikuti Prinsip Generalisasi Stimulus yang banyak dibahas dalam paradigma behaviorisme.

Setiap kali orang menghadapi stimulus yang membuatnya merespon dalam bentuk usaha menghindar atau mengurangi kecemasan, menurut Eysenck, orang itu menjadi terkondisi perasaan takut/cemasnya dengan stimuli yang baru saja dihadapinya. Jadi, kecenderungan orang untuk merespon dengan tingkahlaku neurotik semakin lama semakin meluas, sehingga orang itu menjadi mereaksi dengan ketakutan stimuli yang hanya sedikit mirip atau bahkan tidak mirip sama sekali dengan objek atau situasi menakutkan yang asli.

Menurut Eysenck, stimulus baru begitu saja dapat diikatkan dengan stimulus asli, sehingga orang mungkin mengembangkan cara merespon stimuli yang terjadi serta merta akibat adanya stimulis itu, tanpa tujuan fungsional. Eysenck menolak analisis psikodinamik yang memandang tingkah laku neurotik dikembangkan untuk tujuan mengurangi kecemasan. Menurutnya, tingkah laku neurotik sering dikembangkan tanpa alasan yang jelas, sering menjadi kontraproduktif, semakin meningkatkan kecemasan dan bukannya menguranginya. Jika tingkahlaku itu diperoleh dari belajar, logikanya tingkahlaku itu juga bisa dihilangkan dengan belajar.

Eysenck memilih model terapi tingkah laku, atau metoda menangani tekanan psikologis yang dipusatkan pada pengubahan tingkahlaku salahsuai alih-alih mengembangkan pemahaman mendalam terhadap konflik di dalam jiwa. Bisa dibayangkan, Eysenck sangat menentang Freud, dan memandang terapi psikoanalitik dan psikodinamik biasanya tidak efektif untuk menangani simptom neurotik.

APLIKASI TEORI HANS J. EYSENCK

Seperti teori traits pada umumnya, teori Eysenck menawarkan variabel- variabel yang mudah dikembangkan menjadi difinisi operasioanal, sehingga memungkinkan dilakukannya penelitian yang aplikatif. Nama Eysenck tidak berkibar di lingkungan psikologi kepribadian karena karya tulisnya mencakup minat yang luas, mulai dari pengukuran kepribadian, perilaku seksual, merokok dan kanker, adiksi narkotik, hipnosis, kepribadian dan penyakit jantung, kepribadian dan kanker, terapi tingkah laku, kecerdasan, hipnosis, dan bahkan politik. Dia termasuk 10 besar pakar psikologi dengan karya tulis terbanyak, semua tulisannya berangkat dari perspektif biologik dan genetik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun