Mohon tunggu...
Muhammad Rinaldi
Muhammad Rinaldi Mohon Tunggu... Lainnya - Juru Tulis

Bercerita dengan bumbu komedi yang tidak menghibur.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Keberuntungan Sebagai Dalih Sepak Bola

23 April 2020   18:28 Diperbarui: 26 April 2020   11:14 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pengundian Liga Champions. (sumber: Dok. UEFA)

Warna dalam sepak bola bisa berasal darimana saja, keberuntungan di sepak bola adalah kewajaran sebuah logika dalam 2x45 menit termasuk tambahan waktu hingga peluit akhir pertandingan berbunyi.

Beberapa pelatih semisal Pep Guardiola pastinya percaya dengan keberuntungan, gol Iniesta di kandang Chelsea 2008 atau gol detik akhir Javi Martinez ketika Bayern menghadapi Chelsea.

Pep pasti tau, dalam tatanan sepak bola menyerang gol pasti akan datang, jika tidak maka katakanlah ia dan timnya sedang sial malam itu.

Keberuntungan dalam sepak bola memang ada dan kerap menjadi penentu, namun pada dasarnya bagaimana keberuntungan datang tidak bisa diketahui atau tidak ada rumus yang menentukan keberuntungan itu akan muncul.

Terkadang tim yang bermain menyerang sepanjang laga tidak dapat memasukan satu gol pun, justru tim yang bertahan mendapatkan satu serangan balik yang membuahkan gol.

Stanley Marcus, seorang tokoh terkemuka Amerika pernah berkata "Jangan meremehkan nilai keberuntungan dan ingatlah bahwa keberuntungan datang pada mereka yang berusaha mencari sesuatu". Selama peluit akhir belum berbunyi setiap tim harus berusaha mewujudkan sesuatu yang ingin diraihnya.

Bagi tim yang sedang bertahan tentu harapan mereka adalah skor tidak akan berubah dan mereka bisa mendapatkan poin dari pertandingan ini.

Bagi yang menyerang tentunya mereka menginginkan gol. Harapan seperti ini tentunya selalu dinaungi oleh keberuntungan, terkadang tiang, wasit, sampai garis gawang menjadi penentu bagaimana sebuah keberuntungan bisa berdampak pada suatu pertandingan.

Keberuntungan dalam setiap taktik ibarat cara koki meracik makanan yang tidak diberitahukan pihak restoran kepada pelanggannya.

Setiap judul dari menu makanan adalah hasil dari pertandingan, menerangkan tentang bumbu adalah petunjuk bagaimana hasil tersebut terjadi, tapi bagaimana koki meracik makanan tersebut adalah rahasia yang tidak diketahui oleh orang-orang. Meracik sebuah makanan haruslah berdasarkan perhitungan, untuk membuatnya enak, maka koki harus punya takaran.

Sama halnya seperti pelatih sepak bola, dalam sebuah pertandingan ia harus tahu pemain mana yang siap tampil dan lebih bermanfaat, ia harus tahu jika sesuatu tidak berjalan dengan semestinya berarti harus ada "bumbu" yang cepat ditambahkan.

Dan semua berujung pada harapan, harapan berhubungan dengan keberuntungan. Maka semua hal yang terjadi saat pertandingan pasti berharap agar keberuntungan sejalan dengan apa yang direncanakan.

Siapapun pelatih selalu mengucapkan "good luck" sebagai suatu pesan moral untuk para pemainnya. Setiap pemain yang bermain bagus tidak selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, contohnya final Piala Champion 2012 ketika Bayern harus takluk ditangan Chelsea lewat adu pinalti. Padahal secara permainan Bayern bermain bagus, menguasai pertandingan, dan ada faktor ke 12 yaitu kandang sendiri.

Namun dewi keberuntungan lebih memihak Drogba dkk saat itu. Atau ketika Barcelona berhadapan dengan Inter di leg kedua semifinal UCL tahun 2010 Mourinho mungkin tidak mengharapkan timnya menang, tapi hanya perlu bertahan dan tidak kemasukan lebih dari satu gol.

Mereka beruntung lewat kerja keras dan permainan ultra defensifnya, seperti perkataan Stanley Marcus, bahwa keberuntungan datang pada mereka yang berusaha mencari sesuatu.

Keberuntungan dalam setiap taktik tidak memandang siapa yang bermain benar dan siapa yang salah bermain. Ketika taktik berjalan dengan sempurna maka keberuntungan bukan pihak yang diharapkan tapi memang ada sejalan dengan permainan.

Beda hal ketika pemain tidak dapat menjalankan permainan sebagai mana mestinya. Keberuntungan menjadi pihak yang diharapkan kedatangannya. Tapi tidak selalu datang karena mungkin keberuntungan sudah lebih dahulu melekat pada tim lawan.

Rafa Benitez pernah merasakan keberuntungan yang teramat manis saat Liverpool berhasil menyamakan kedudukan dari 3-0 menjadi 3-3. Siapa yang menyangka AC Milan yang sudah dinyatakan juara saat jeda babak pertama justru mendapatkan hasil akhir yang mengecewakan.

Timnas Jerman harus berterima kasih pada teknologi garis gawang yang belum disahkan oleh FIFA. Tendangan Lampard yang sudah melewati garis gawang tidak disahkan oleh wasit padahal seharusnya Inggris berhasil menyamakan kedudukan. Pada akhirnya keberuntungan Jerman berlanjut dan mengakhiri kedudukan menjadi 4-1.

Seperti yang dikatakan pada awal tulisan ini. Warna sepakbola bisa berasal dari mana saja. Bahkan hal yang terlihat di luar nalar padahal masuk akal untuk diharapakan.

Keberuntungan adalah hal yang diharapakan namun tidak bisa diprediksi. Ada pepatah yang mengatakan bahwa manusia berencana Tuhan yang menentukan. 

Rencana Tuhan tentang ke arah mana keberuntungan akan perpihak menjadi sesuatu yang tidak dapat dijawab karena Tuhan tidak pernah membagi rencananya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun