Warna dalam sepak bola bisa berasal darimana saja, keberuntungan di sepak bola adalah kewajaran sebuah logika dalam 2x45 menit termasuk tambahan waktu hingga peluit akhir pertandingan berbunyi.
Beberapa pelatih semisal Pep Guardiola pastinya percaya dengan keberuntungan, gol Iniesta di kandang Chelsea 2008 atau gol detik akhir Javi Martinez ketika Bayern menghadapi Chelsea.
Pep pasti tau, dalam tatanan sepak bola menyerang gol pasti akan datang, jika tidak maka katakanlah ia dan timnya sedang sial malam itu.
Keberuntungan dalam sepak bola memang ada dan kerap menjadi penentu, namun pada dasarnya bagaimana keberuntungan datang tidak bisa diketahui atau tidak ada rumus yang menentukan keberuntungan itu akan muncul.
Terkadang tim yang bermain menyerang sepanjang laga tidak dapat memasukan satu gol pun, justru tim yang bertahan mendapatkan satu serangan balik yang membuahkan gol.
Stanley Marcus, seorang tokoh terkemuka Amerika pernah berkata "Jangan meremehkan nilai keberuntungan dan ingatlah bahwa keberuntungan datang pada mereka yang berusaha mencari sesuatu". Selama peluit akhir belum berbunyi setiap tim harus berusaha mewujudkan sesuatu yang ingin diraihnya.
Bagi tim yang sedang bertahan tentu harapan mereka adalah skor tidak akan berubah dan mereka bisa mendapatkan poin dari pertandingan ini.
Bagi yang menyerang tentunya mereka menginginkan gol. Harapan seperti ini tentunya selalu dinaungi oleh keberuntungan, terkadang tiang, wasit, sampai garis gawang menjadi penentu bagaimana sebuah keberuntungan bisa berdampak pada suatu pertandingan.
Keberuntungan dalam setiap taktik ibarat cara koki meracik makanan yang tidak diberitahukan pihak restoran kepada pelanggannya.
Setiap judul dari menu makanan adalah hasil dari pertandingan, menerangkan tentang bumbu adalah petunjuk bagaimana hasil tersebut terjadi, tapi bagaimana koki meracik makanan tersebut adalah rahasia yang tidak diketahui oleh orang-orang. Meracik sebuah makanan haruslah berdasarkan perhitungan, untuk membuatnya enak, maka koki harus punya takaran.
Sama halnya seperti pelatih sepak bola, dalam sebuah pertandingan ia harus tahu pemain mana yang siap tampil dan lebih bermanfaat, ia harus tahu jika sesuatu tidak berjalan dengan semestinya berarti harus ada "bumbu" yang cepat ditambahkan.