Mohon tunggu...
Muhammad Rifqi Alwy
Muhammad Rifqi Alwy Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

memanusiakan manusia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menjadi Manusia yang Manusia

18 Desember 2020   20:20 Diperbarui: 27 April 2021   07:23 3975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjadi manusia. | Dok. pribadi

Namun pada faktanya, banyak sekali manusia di dunia yang melupakan hakikat manusia tersebut. Sungguh banyak manusia yang belum menuhankan Tuhan dan belum memanusiakan manusia.

Jika kita lihat diluar sana, masih banyak sekali orang-orang yang di ambil haknya yang mengakibatkan mereka kelaparan, kehausan, tidak punya tempat tinggal, menderita, sengsara, dls. 

Tidak hanya itu, banyak juga manusia yang tidak mendapatkan pendidikan, manusia yang apatis, manusia yang tidak memiliki rasa simpati dan empati terhadap sesama, serta manusia yang melanggar aturan Tuhan (berzina, mabuk, narkoba, korupsi, merampok, membunuh, memfitnah, mendzolimi, dls).

Itu artinya, hakikat manusia belum bisa dipahami dan di jalani dengan baik oleh manusia itu sendiri.

Dalam hal ini ada dua kemungkinan, yakni kemungkinan yang pertama masih sangat banyak manusia yang tidak mengerti hakikat dan makna dari manusia, dan kemungkinan yang kedua sudah sangat banyak manusia yang mengerti makna dan hakikat manusia namun tidak menjalankan dan mengamalkan nya, sehingga masih banyak manusia yang belum menjadi manusia.

Pada tulisan ini, penulis ingin menyampaikan pesan pribadi (untuk penulis) dan pesan secara umum (untuk semua orang yang membacanya), mari kita sama sama menuhankan Tuhan dengan meninggalkan semua hal-hal yang dilarang Tuhan seperti miras, narkoba, berzina, korupsi, rampok, fitnah, dan lain sebagainya. 

Serta memanusiakan manusia dengan cara (saling berbagi dan tolong menolong sesama manusia, yakni membantu orang yang sedang butuh pertolongan, memberikan makanan dan minuman untuk orang yang kelaparan dan kehausan, menyisihkan sebagian rezeki yang kita punya untuk orang yang membutuhkan, dan lain sebagainya).

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk penulis dan juga untuk semua yang membaca. Kurang lebihnya mohon maaf, kritik dan saran yang baik tanpa membuli sangat penulis harapkan untuk bahan evaluasi penulis dalam membuat tulisan.

Wallahu a'lam bishowab

Penulis: Muhammad Rifqi Alwy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun