Namun terlambat, badannya langsung menghantam bodi truk hingga dirinya jatuh.
"Bruk!!!" Bodi depan seperti swing motor itu langsung patah dan terlempar hingga ke atas. Badan motor itu seketika berhamburan hingga berserakan di jalan. Badan Nujun langsung terlempar dan berguling beberapa kali hingga akhirnya berhenti di pinggir jalan yang berpasir.
Matanya masih sayu. Ia masih bisa menatap dunia walaupun terlihat samar. Tak lama, kelopak mata itu langsung mengatup. Hingga gelap menutupi pandangannya. Ia pingsan seketika.
Seorang polisi yang tadi mengejarnya langsung berhenti.
Sebuah angkot yang berjalan dengan pelan itu langsung berhenti. Terjadi kemacetan total di lokasi itu. Nardi dan temannya yang berada di dalam angkot itu langsung gamang.
"Bagaimana kalau sidang proposal skripsinya telat?"Â Batin Nardi.
Angkot itu langsung berjalan setelah diberi jalan. Mereka berdua melihat sebuah truk yang ringsekdan badan sepeda motor sport yang sudah tidak lagi membentuk.
Nardi seperti mengenal sepeda motor itu. Setelah melongok ke depan, ia langsung turun.
"Itu Nujun deh."Â Tunjuk temannya.
"Wah benar. Kita tolongin dia."Â Jawab Nardi.
Setelah pria jangkung itu membayar ongkos angkot, ia langsung menuju lokasi dimana Nujun terkapar. Namun, ia langsung dihalang oleh seorang anggota polisi yang mengamankan lokasi.