"Ayo... ide bagus. Tante, saya permisi dulu. Maaf kalau membuat tante kerepotan."
"Tidak masalah Nak. Semoga ketemu sama tuh anak."
Mereka berdua langsung meninggalkan rumah Nujun.
Sepeda motor sport itu terus melaju dengan kecepatan tinggi. Jalanan yang dilewati sangatlah berliku dan hanya memiliki 2 lajur. Jalanan itu menaik dan berkelok membuat beberapa kendaraan lain harus menurunkan laju kendaraan.
Namun, kondisi itu tidak menyurutkan semangat Nujun untuk melaju hingga sampai ke kampus. Perjalanan dari rumah ke kampus membutuhkan waktu sekitar 21-25 menit tergantung kondisi jalan.
Jauh di belakangnya, beberapa kilo dari Nujun, sebuah angkot melintasi jalan yang terus menukik ke atas. Angkot itu melaju dengan pelan karena beratnya beban dan mesinnya yang terus meraung. Tampak penumpang di dalamnya berjubel.
"Wah, pelan sekali angkotnya!"Â Umpat sopir angkot.
Sepeda motor itu terus melaju sangat kencang. Seorang polisi yang kebetulan berada di sebuah tikungan terkejut ketika melihat sebuah motor melesat. Segera saja, ia langsung mengambil motor dinasnya untuk mengejar pengemudi itu.
Nujun melaju bagai kesetanan. Saat melihat ke arah cermin, ia terkejut melihat seorang pria berseragam cokelat menghampiri dirinya dengan kecepatan tinggi. Suara sirine yang meraung membuat hatinya semakin gelisah.
Gas langsung ditekan hingga full. Ia juga melihat ke kanan dan ke kiri untuk mencari jalan sempit.
Saat jalanan sudah lengang, ia langsung menekan lampu rating ke arah kiri. Tiba-tiba, di depan ada sebuah truk Canter melintas ke arahnya dengan kecepatan sedang. Nujun langsung menekan rem dengan kencang hingga full.