Ketakutan ini muncul ketika kita melihat orang lain menikmati hasil yang terlihat lebih baik, lebih cepat, dan lebih menguntungkan.
Di dunia investasi, fenomena ini sangat terasa, terutama ketika seseorang membeli saham atau aset hanya karena melihat orang lain meraup keuntungan besar dalam waktu singkat.
Bayangkan saja, kita mengikuti tren membeli cryptocurrency yang sedang melambung. Harga terus naik, dan setiap detik yang berlalu membuat kita semakin cemas apabila tidak ikut serta.
Kita mulai membeli aset ini hanya karena takut ketinggalan kesempatan, tanpa memikirkan apakah kita benar-benar memahami cara kerjanya dan potensi risikonya. Hanya karena orang lain melakukannya, bukan berarti itu adalah keputusan yang baik untuk kita.
FOMO menggiring kita untuk terjebak dalam keputusan impulsif yang tidak berdasarkan pada analisis rasional, dan akhirnya kita mungkin membeli di titik puncak harga.
Lalu, bagaimana cara menghindarinya? Jawabannya ada pada dua hal, yakni kesadaran diri dan pengetahuan.
Sebelum mengikuti setiap tren atau 'peluang emas', tanyakan dulu pada diri sendiri, apakah ini sesuai dengan tujuan finansial jangka panjang kita?
Selanjutnya, apakah kita memahami apa yang kita beli dan bagaimana risikonya? Jika jawabannya tidak, maka mungkin saatnya untuk menahan diri dan tidak terjebak dalam ilusi FOMO.
Pilihan yang Terlalu Banyak, Akhirnya Tidak Memilih Sama Sekali
Selain FOMO, fenomena lainnya adalah FOBO. Dalam arti, ketakutan akan pilihan yang lebih baik sehingga menimbulkan keragu-raguan dalam mengambil keputusan.
Ini merupakan ketakutan yang muncul ketika kita berada di hadapan berbagai pilihan investasi, namun kita terus-menerus merasa ragu dan tidak bisa memutuskan.