Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Money

Reformulasi Pemikiran Ekonomi Bung Hatta dalam Keberkelanjutan Ekonomi Indonesia

6 Januari 2025   06:43 Diperbarui: 7 Januari 2025   09:06 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kompas.com (Bung Hatta)

Kendati demikian, dalam menghadapi krisis lingkungan global, koperasi perlu lebih dari sekedar alat penguatan ekonomi rakyat.

Melihat hal tersebut, koperasi harus menjadi pelopor dalam membangun praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Prinsip Koperasi untuk Tata Kelola Sumber Daya Alam Berkelanjutan

Pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia sering kali didominasi oleh perusahaan besar yang mengeksploitasi tanpa memedulikan dampak jangka panjang terhadap lingkungan.

Reformulasi pemikiran Bung Hatta harus dimulai dengan mendorong koperasi lingkungan, yaitu koperasi yang berorientasi pada pelestarian sumber daya alam.

Dalam praktiknya, koperasi lingkungan dapat berperan dalam dua hal. Pertama, mengelola hutan secara berkelanjutan. Dan yang kedua, mengoptimalkan pengelolaan lahan pertanian.

1. Mengelola hutan secara berkelanjutan

Koperasi hutan berbasis masyarakat dapat mengelola hutan dengan sistem agroforestri, yang tidak hanya menjaga keanekaragaman hayati tetapi juga memberikan manfaat ekonomi kepada komunitas lokal.

2. Mengoptimalkan pengelolaan lahan pertanian

Koperasi pertanian yang menerapkan prinsip pertanian organik dan penggunaan teknologi hijau dapat meningkatkan produktivitas tanpa merusak ekosistem.

Dengan model koperasi semacam ini dapat memotong dominasi oligarki terhadap ekonomi dan sumber daya alam yang sering kali menjadi akar ketimpangan sosial dan kerusakan lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun