Namun, teka-teki itu tetap hidup dan berkembang. Dan ternyata, ada hal yang menarik saat Gen Z mulai mencoba memasukkan humor semacam itu ke dalam konteks yang lebih kekinian.
Misalnya, "Bapak-bapak yang lagi belajar coding, ya. Kenapa? Karena 'debugging' ternyata nggak cuma buat nyari error di laptop, tapi juga buat nyari masalah di rumah. Hahaha!"
Gen Z bisa menyesuaikan humor ini dengan bahasa mereka yang lebih digital, namun intinya tetap sama.Â
Kendati humornya tetap kering, namun tetap berakar dari generasi sebelumnya, dan selalu mengundang tawa, serta terkadang terasa 'terpaksa'.
Polemik antara 'Kocak' dan 'Biasa Aja'
Bapak-bapak, bagi Gen Z, sering kali terlihat seperti manusia yang terjebak dalam ruang waktu yang berbeda.
Bagi anak muda zaman sekarang, humor seperti "Bapak kok kaku sekali sih? Garing lho!" mungkin sering terdengar. Namun, coba lihat lagi dari sisi bapak-bapak.
Mereka sebenarnya sedang membawa budaya humor mereka yang telah teruji selama puluhan tahun, berusaha bersaing dengan kecanggihan humor Gen Z yang serba cepat dan instan. Mungkin tidak semua jokes mereka berhasil, tapi usaha mereka sudah cukup layak dihargai.
Di sisi lain, humor Gen Z yang berbasis internet memang penuh dengan kecepatan dan kelincahan. Mereka tahu kapan harus membuat lelucon yang tidak terduga, dan bisa mengubah suatu hal menjadi bahan candaan yang viral dalam sekejap.
Tetapi ada saatnya juga, mereka akan memandang humor bapak-bapak yang kuno itu dan tertawa, meskipun dengan cara yang lebih elegan, seakan memberi penghormatan pada asal-usul humor mereka.