Memasuki ranah digital seperti sekarang ini, humor bapak-bapak semakin meluas. Mereka mulai mengenal istilah-istilah seperti meme, viral, dan konten-konten lucu di YouTube.
Namun, yang lebih menarik adalah bagaimana mereka mengadopsi humor Gen Z ke dalam kehidupan sehari-hari. Ada satu contoh nyata ketika bapak-bapak berusaha membuat meme.
"Eh, kamu lihat tidak, kemarin saya kirim meme ke grup, 'Bapak-Bapak Tersesat di Internet'? Itu lucu sekali lho!" Seru seorang bapak dengan semangat.
"Gini nih, meme-nya ada gambar saya yang lagi cemberut, ditambah tulisan, 'Ketika kamu ketemu meme yang belum dimengerti, tapi pura-pura saja mengerti'. Hahaha!"
Meme ini jelas bukan meme paling mutakhir yang sedang tren di kalangan Gen Z. Bahkan, mungkin bapak-bapak ini sudah telat satu dekade untuk memahami tren meme dengan benar.
Tapi coba lihat, meskipun agak ketinggalan zaman, ada usaha untuk masuk ke dunia meme dan GIF yang dipenuhi oleh Gen Z.
Salah satu karakteristik humor Gen Z adalah kecepatan dan kelincahan dalam merespons situasi dengan meme. Nah, bapak-bapak, meskipun langkah mereka lebih pelan, namun tetap bisa memberi kontribusi dalam tawa yang menggelikan.
Di sinilah letak keseruan humor antara bapak-bapak dan Gen Z, ketika meme bapak-bapak yang kaku dan agak ketinggalan zaman diterima dengan tawa yang penuh makna.
Seakan-akan, ada kesadaran bahwa ini bukan soal seberapa cepat mereka memahaminya, tapi soal usaha untuk mencoba memahami dunia yang berbeda.
Bapak-Bapak dan Teka-Teki Klasik: "Bapak Mana Yang Paling Lucu?"
Ada satu hal yang tak pernah berubah, yaitu soal teka-teki dan lelucon yang sudah 'klasik'. Kita semua pasti pernah mendengar jokes seperti, "Bapak-bapak kalau di rumah bisa jadi polisi, loh. Polisi tidur!", dan jawabannya akan selalu diikuti dengan tawa kecil dari anak-anak dan mungkin sedikit gelengan kepala dari anak-anak Gen Z yang menganggapnya 'garing'.