Ada sisi lain dari obrolan ini yang mungkin sering kita abaikan. Di balik helm yang mereka kenakan, banyak driver ojek online menyimpan cerita tentang mimpi dan perjuangan hidup yang tak selalu terlihat.
Beberapa dari mereka datang ke Jakarta dengan harapan besar, namun kenyataan sering kali memberikan ujian yang berat.
Banyak yang terpaksa merantau, jauh dari keluarga untuk mencari nafkah, dan jauh dari kenyamanan rumah yang mereka tinggalkan.
"Di kampung saya, Mas, semua orang bilang Jakarta itu kota dengan tumpukan emas. Tapi di sini, saya harus kerja keras banget," kata seorang driver saat saya tanya soal kehidupannya di Jakarta.
Dengan wajah yang serius, ia melanjutkan ceritanya, "Kadang, saya merasa sendiri. Gak ada keluarga, teman dekat juga jarang, ya cuma kerja dan pulang tidur. Kalau ada yang mau ngobrol, ya cuma sama penumpang kayak Masnya."
Dari sini, kita bisa melihat bahwa bagi banyak driver ojek online, Jakarta bukanlah tempat yang sepenuhnya memberikan kebahagiaan.
Kota ini, kendati menawarkan peluang, juga membebani banyak orang dengan kesepian dan kerinduan akan kampung halaman.
Namun di balik kerinduan itu, ada semangat untuk bertahan hidup. Mereka berusaha mencari harapan di tengah keterbatasan.
"Kadang saya berpikir, kapan saya bisa pulang ke kampung, Mas. Tapi, ya saya harus terus bekerja. Hidup di Jakarta memang keras, tapi kita gak bisa menyerah," lanjutnya.
Seolah driver tersebut memberikan pesan yang tak hanya untuk dirinya, tetapi juga bagi banyak orang yang terjebak dalam rutinitas sehari-hari.