Di dunia yang semakin terkoneksi, kita juga melihat bagaimana negara-negara yang memiliki akses lebih besar terhadap teknologi ini akan memiliki keunggulan besar dalam segala hal. Mulai dari ekonomi, politik hingga militer.
Negara-negara besar berlomba-lomba untuk mengembangkan AI demi mempertahankan kekuasaan mereka di panggung dunia, sementara negara-negara kecil menjadi terpinggirkan.
Ini bukan hanya soal siapa yang punya uang, tetapi siapa yang bisa mengendalikan teknologi yang semakin mendominasi dunia.
Mengapa Kita Berkelahi?
Jadi pertanyannya adalah mengapa kita berkelahi? Kekuasaan, uang, dan AI adalah alasan utama yang mendorong banyak konflik yang kita hadapi, baik itu dalam skala global maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Kekuasaan memotivasi orang untuk mengendalikan orang lain dan menentukan arah dunia.
Selain itu, uang memberi dorongan kuat untuk meraih status dan kekuasaan, tetapi juga memperburuk ketidaksetaraan yang ada.
Sementara AI, meskipun berpotensi membawa kebaikan, namun juga mengarah pada polarisasi yang lebih dalam dan ketegangan sosial yang lebih besar.
Kita tidak hanya berkelahi untuk memperoleh lebih banyak kekuasaan atau uang, tetapi juga untuk mendapatkan kendali atas teknologi yang semakin menentukan arah kehidupan kita.
Ketiga elemen ini saling berhubungan dan memperburuk masalah satu sama lain. Mereka menciptakan kesenjangan, mengadu domba kita, dan sering kali membawa kita ke dalam pertarungan yang tiada habisnya.
Jika kita ingin menciptakan dunia yang lebih damai, kita harus belajar untuk memahami dan mengelola kekuasaan, uang, dan AI dengan lebih bijak.