Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia | Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Nasional

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Mengapa Kita Harus Membaca dan Menulis?

27 Desember 2024   08:00 Diperbarui: 1 Januari 2025   18:31 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.kompas.com/edu/read/2023/08/11/130000771/minat-baca-masyarakat-indonesia-hanya-0-001-persen-dosen-unesa-beri-solusi

Di dunia yang semakin sibuk dan serba cepat ini, sering kali kita terjebak dalam rutinitas yang memusatkan perhatian pada kegiatan yang langsung memberikan hasil praktis.

Kita lebih sering terpaku pada layar ponsel, media sosial, dan informasi yang mengalir begitu cepat tanpa banyak berpikir.

Namun di tengah kecanggihan teknologi dan segala kemudahan yang kita nikmati, ada dua aktivitas yang tetap mempertahankan relevansinya sepanjang zaman, yakni membaca dan menulis.

Keduanya bukan hanya sekadar kegiatan rutin, melainkan kebutuhan yang lebih dalam untuk kehidupan pribadi dan masyarakat secara keseluruhan.

Menjembatani Dunia yang Lebih Luas

Membaca adalah jendela yang membuka pandangan kita terhadap dunia yang lebih luas, baik itu dunia nyata maupun dunia imajinasi.

Ketika kita membaca, kita bukan hanya mengonsumsi informasi, tetapi juga menyelami pengalaman orang lain, pemikiran yang berbeda, dan perspektif yang tidak akan kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

Buku, artikel, atau bahkan cerita pendek, menyajikan kisah yang bisa menambah pengetahuan kita, memperkaya sudut pandang, dan memberikan solusi bagi persoalan yang kita hadapi.

Bayangkan jika kita hanya terpaku pada pandangan kita sendiri. Dunia yang kita kenal hanya terbatas pada lingkungan sekitar, pengalaman pribadi, dan kebiasaan yang sudah menjadi rutinitas.

Tanpa membaca, kita akan terjebak dalam ruang yang sempit, tanpa mencoba melihat atau memahami kehidupan orang lain yang mungkin lebih beragam dan penuh warna.

Membaca memberi kita kesempatan untuk berjalan di tempat yang jauh, mengenal sejarah dan budaya yang berbeda, serta mengasah empati terhadap orang lain.

Namun bukan hanya dunia luar yang diperluas melalui membaca, tetapi juga dunia batin kita. Setiap buku atau artikel yang kita baca seakan menambah lapisan-lapisan baru dalam pikiran kita dengan membuka ruang untuk refleksi dan introspeksi.

Dengan membaca, kita belajar lebih banyak tentang diri kita sendiri, memahami emosi, keinginan, dan ketakutan yang kadang tersembunyi dalam pikiran kita tanpa disadari.

Dalam membaca, kita tidak hanya menemukan jawaban, tetapi juga pertanyaan yang lebih dalam dan penting untuk kita jelajahi serta menyelam dalam keindahan kata.

Membentuk Identitas dan Menyuarakan Pemikiran

Sementara membaca memberi kita pengetahuan, menulis adalah cara kita menyuarakan apa yang telah kita pelajari dan pikirkan.

Menulis bukan hanya sekedar menyalin informasi yang ada, tetapi merangkai kata-kata untuk mengungkapkan perasaan, gagasan, dan pandangan kita dengan cara yang paling personal.

Sumber: https://edukasi.kompas.com/image/2019/07/25/21515711/tertarik-menulis-novel-simak-tips-dari-penulis-novel-terlaris
Sumber: https://edukasi.kompas.com/image/2019/07/25/21515711/tertarik-menulis-novel-simak-tips-dari-penulis-novel-terlaris

Menulis memungkinkan kita untuk menemukan dan membentuk identitas kita sebagai individu. Dalam setiap tulisan, ada jejak-jejak pemikiran dan perasaan yang bisa jadi tidak akan pernah kita sadari apabila tidak ditulis.

Menulis juga adalah cara untuk memproses dunia yang kita hadapi. Kadang-kadang, dalam kebingungan dan kegelisahan, kata-kata di atas kertas bisa menjadi sarana untuk melepaskan perasaan.

Dalam proses menulis, kita belajar untuk menjelaskan ide-ide kita dengan jelas, menata pikiran agar lebih terstruktur, dan melatih kesabaran dalam memilih kata-kata yang tepat.

Selain itu, menulis juga merupakan latihan untuk berpikir kritis dan kreatif yang tidak hanya mengasah kemampuan bahasa, tetapi juga ketajaman intelektual kita.

Lebih jauh lagi, menulis adalah cara kita berpartisipasi dalam percakapan yang lebih luas. Ketika kita menulis esai, artikel, atau bahkan jurnal pribadi, kita turut berkontribusi dalam pembentukan pemikiran kolektif masyarakat.

Dalam dunia yang serba terhubung ini, tulisan kita dapat mencapai audiens yang jauh lebih besar dari sekedar teman atau keluarga.

Dengan kata lain, melalui tulisan, kita bisa berpengaruh pada perubahan sosial, menginspirasi orang lain, atau setidaknya membuka ruang diskusi penting atas fenomena yang sedang kita amati.

Membaca dan Menulis sebagai Katalisator Pembangunan Diri

Tidak dapat dipungkiri, membaca dan menulis juga berperan besar dalam pembangunan diri. Ketika kita membaca buku tentang psikologi, pengembangan diri maupun filosofi hidup, kita tidak hanya mendapatkan wawasan baru, tetapi juga tools untuk memperbaiki kualitas hidup kita.

Misalnya, membaca tentang kebiasaan positif bisa memberikan inspirasi untuk mengubah rutinitas harian. Dengan sangat kontras, diri kita akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Begitu juga dengan menulis, ketika kita menulis tujuan hidup, visi pribadi atau catatan harian, kita berlatih untuk menetapkan niat dengan lebih jelas dan terarah. Keduanya juga melatih kita untuk menjadi lebih disiplin.

Membaca membutuhkan waktu dan konsentrasi untuk memahami isi dan konteks. Sementara, menulis mengharuskan kita untuk fokus pada struktur dan ekspresi.

Apabila kita terbiasa melakukan dua hal tersebut, kemampuan ini akan memperkuat daya tahan mental kita dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari.

Membaca dan Menulis dalam Era Digital

Di era digital sekarang ini, sering kali kita terjebak dalam kemudahan mengakses informasi yang cepat dan mudah melalui internet. Namun informasi yang cepat tersebut, sering kali hanya memberikan kita gambaran permukaan tanpa kedalaman yang berarti.

Kita membaca, tetapi mungkin tidak benar-benar memahami. Selain itu, kita juga menulis, tetapi tidak meluangkan waktu untuk berpikir secara mendalam.

Membaca dan menulis dalam era digital seharusnya tidak hanya menjadi soal konsumsi konten secara impulsif, tetapi juga tentang menciptakan konten yang bermakna.

Dengan kemudahan akses terhadap buku elektronik dan platform menulis seperti blog, kini kita bisa lebih mudah berbagi pemikiran dan belajar dari orang lain.

Namun demikian, hal ini juga menuntut kita untuk lebih selektif dalam memilih sumber informasi dan harus sadar dalam menulis dengan rasa tanggung jawab.

Media sosial misalnya, sering kali dipenuhi dengan opini yang belum tentu terverifikasi, dan itu bisa merugikan apabila kita tidak berpikir kritis sebelum menyebarkan informasi.

Oleh karena itu, membaca dan menulis di era digital seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan kualitas diri dan memperkaya pandangan, bukan sekedar menjadi rutinitas kosong yang hanya memenuhi kebutuhan hiburan atau sensasi semata.

Membaca dan Menulis adalah Investasi untuk Masa Depan

Membaca dan menulis adalah dua kebiasaan yang saling melengkapi, dan bisa memberikan dampak yang luar biasa dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

Keduanya bukan sekedar kegiatan sampingan, tetapi bagian penting dalam proses pembentukan pemikiran yang lebih dalam, keterampilan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih bermakna.

Di tengah arus informasi yang begitu cepat dan sering kali dangkal, membaca memberi kita kesempatan untuk memperdalam pengetahuan dan memahami dunia lebih luas. Dan sementara menulis, memberi kita ruang untuk berkreasi dan menyuarakan gagasan-gagasan kita.

Oleh karena itu, jika kita ingin menjadi pribadi yang lebih bijak, kreatif, dan mampu berkontribusi lebih banyak dalam masyarakat, membaca dan menulis adalah dua kebiasaan yang harus kita upayakan.

Dengan demikian, keduanya merupakan investasi yang tak hanya bermanfaat di masa kini, tetapi juga akan memberi dampak jangka panjang yang positif bagi masa depan kita.

Aku akan menulis dan akan terus menulis sampai tak mampu lagi menulis–Mahbub Djunaidi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun