Dalam perjalanan panjang bangsa Indonesia, salah satu organisasi mahasiswa yang menjadi saksi dan penggerak penting dalam dinamika sosial-politik adalah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Sebagai organisasi yang memiliki banyak anggota dari berbagai latar belakang, PMII tidak hanya menjadi tempat untuk menimba ilmu dan pengalaman, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan idealisme mahasiswa dengan realitas kemanusiaan dan keberagaman.
Di tengah-tengah tantangan sosial dan politik yang kerap membelah masyarakat, PMII hadir sebagai sebuah ruang untuk merajut harmoni, mengedepankan kemanusiaan, dan merayakan keberagaman.
Namun, apa yang sebenarnya menjadi kekuatan utama dari PMII dalam konteks kemanusiaan dan keberagaman? Apakah PMII hanya sekedar organisasi mahasiswa yang berorientasi pada pembentukan karakter mahasiswa atau ada nilai-nilai lebih dalam yang dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Indonesia yang majemuk?
Oleh karena itu, mari kita telusuri lebih dalam tentang hubungan antara PMII, kemanusiaan, dan keberagaman, serta bagaimana ketiganya saling berinteraksi untuk membentuk masyarakat yang lebih inklusif dan beradab.
Organisasi yang berdiri di atas Nilai-Nilai Kemanusiaan
PMII yang didirikan pada 17 April 1960, sejak awal hadir dengan semangat untuk memperjuangkan keadilan sosial, kemanusiaan, dan kesejahteraan umat.
Sebagai organisasi yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU), PMII tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga pada pemberdayaan sosial dan intelektual.
Tujuan utamanya adalah untuk mencetak pemuda-pemuda yang cerdas, kritis, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi bangsa.
Pada dasarnya, PMII tidak hanya mengajarkan pentingnya pendidikan formal, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal.
Di PMII, mahasiswa diajak untuk tidak hanya berpikir tentang diri sendiri, tetapi juga peduli dengan kondisi sosial di sekitar mereka.
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, baik itu diskusi, pelatihan atau aksi sosial, anggota PMII diajarkan untuk mengutamakan nilai-nilai solidaritas, keadilan, dan kesetaraan.
Ini adalah landasan utama yang membentuk PMII sebagai sebuah organisasi yang tidak hanya peduli dengan hal yang berkaitan dengan internal mahasiswa, tetapi juga dengan isu-isu kemanusiaan yang lebih luas.
Penting untuk dicatat bahwa dalam konteks kemanusiaan, PMII berpegang pada prinsip bahwa setiap individu tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras atau status sosial, berhak untuk diperlakukan dengan martabat yang sama.
Dengan demikian, sebagai organisasi yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam moderat, PMII menolak diskriminasi dalam bentuk apa pun, dan memandang kemanusiaan sebagai dasar dari setiap perjuangan sosial.
Keberagaman sebagai Kekuatan
Keberagaman adalah karakteristik utama dari Indonesia, dan juga merupakan salah satu ciri khas yang dapat ditemukan dalam setiap arah gerak PMII.
Dengan anggota yang berasal dari berbagai suku, agama dan budaya, PMII menjadi cermin dari realitas masyarakat Indonesia yang plural.
Bagi PMII, keberagaman bukanlah halangan untuk bersatu, tetapi justru menjadi kekuatan yang dapat memperkaya perspektif, pemikiran, dan tindakan.
Dalam konteks PMII, keberagaman lebih dari sekedar topik diskusi. Ia adalah kenyataan yang dihadapi setiap hari dalam kehidupan organisasi.
Berbagai perbedaan tersebut bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan, tetapi harus diterima dan dihargai.
Dalam setiap kegiatan, baik itu seminar, pelatihan atau aksi sosial, PMII selalu menekankan pentingnya toleransi dan saling menghargai antar sesama anggota.
Keberagaman ini tidak hanya dilihat sebagai warna-warni yang memperindah, tetapi sebagai faktor yang memperkaya proses belajar dan bertumbuh bersama.
Selain itu, PMII mengajarkan bahwa keberagaman bukan hanya soal perbedaan agama atau etnis, tetapi juga cara berpikir dan pandangan hidup.
Di sini, mahasiswa diajak untuk membuka pikiran, menghargai berbagai ide, dan mencari titik temu di tengah perbedaan.
Kegiatan diskusi atau forum-forum ideologi di PMII sering kali menjadi tempat untuk memperdebatkan berbagai isu dengan cara yang sehat, kritis, dan menghargai perbedaan.
Dengan cara itu, PMII berharap dapat menghasilkan pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana dalam melihat dan menghargai perbedaan.
Mengedepankan Kemanusiaan di Tengah Keberagaman
PMII tidak hanya berfokus pada diskursus intelektual atau pelatihan kepemimpinan. Salah satu aspek yang membuat PMII unik adalah kemampuannya untuk mengimplementasikan nilai-nilai kemanusiaan dalam aksi nyata.
Contoh konkret dari kontribusi PMII terhadap kemanusiaan adalah program-program sosial yang mereka jalankan.
Misalnya, dalam setiap tahun PMII sering mengadakan aksi solidaritas untuk membantu korban bencana alam, memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan atau bahkan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan, pendidikan, dan hak-hak dasar lainnya.
Kendati demikian, kontribusi PMII terhadap kemanusiaan bukan hanya sekedar aksi sosial, tetapi juga dalam membentuk karakter para anggotanya.
Melalui kegiatan internal seperti pengkaderan, PMII mengajarkan pentingnya menjadi manusia yang tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi juga peduli terhadap masyarakat luas.
Nilai-nilai seperti gotong royong, saling bantu-membantu, dan keadilan sosial menjadi landasan utama dalam setiap langkah PMII.
Anggota PMII tidak hanya dilatih untuk menjadi pemimpin di masa depan, tetapi juga menjadi manusia yang bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.
Dalam hal ini, PMII mengajarkan bahwa kemanusiaan harus ditempatkan di atas segala perbedaan. Terlepas dari apakah kita berasal dari kelompok etnis, agama atau ras yang berbeda, kita semua adalah bagian dari kemanusiaan yang sama.
Inilah yang menjadi dasar bagi PMII dalam memperjuangkan nilai-nilai keberagaman, dengan meyakini bahwa dengan merayakan perbedaan, kita akan lebih kuat sebagai sebuah bangsa.
PMII sebagai Penggerak Toleransi dan Perdamaian
Di tengah konflik-konflik sosial yang kerap muncul di berbagai penjuru dunia dan kadang-kadang juga di Indonesia, PMII menjadi contoh bahwa toleransi dan perdamaian dapat dibangun melalui dialog yang konstruktif dan saling memahami.
PMII tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan mahasiswa dari berbagai latar belakang.
Dalam sejarahnya, PMII selalu berusaha mengedepankan pentingnya keberagaman dalam menjaga stabilitas sosial dan perdamaian.
Sejak berdirinya, organisasi ini telah menjadi bagian dari berbagai gerakan sosial yang berupaya meredakan ketegangan antar kelompok, baik itu di level kampus maupun di masyarakat luas.
Dalam hal ini, PMII menekankan bahwa perdamaian bukan hanya soal menghindari konflik, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa hidup berdampingan meski memiliki perbedaan yang signifikan.
Keberagaman yang ada di Indonesia adalah sebuah anugerah yang harus dijaga dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Oleh karena itu, PMII dengan segala kekuatan dan semangat yang dimilikinya menjadi salah satu pilar dalam membangun negara yang lebih inklusif, toleran, dan penuh perdamaian.
Menyatukan Kekuatan untuk Kemanusiaan
PMII dengan segala dinamika dan kontribusinya, menunjukkan bahwa organisasi mahasiswa bukan hanya tempat untuk mencari pengetahuan atau memperjuangkan kepentingan pribadi.
Lebih dari itu, PMII adalah ruang dimana mahasiswa dapat belajar untuk menghargai kemanusiaan dan keberagaman, serta mengembangkan kemampuan untuk merajut persatuan di tengah perbedaan.
PMII mengajarkan kita bahwa kemanusiaan adalah jembatan yang menghubungkan kita semua, dan bahwa keberagaman adalah kekuatan dan bukan ancaman.
Dengan demikian, PMII bukan hanya tentang membentuk generasi penerus yang cerdas dan kritis, tetapi juga generasi yang peduli, empati, dan siap memperjuangkan kebaikan bersama.
Untuk itu, apabila PMII terus melangkah dengan mengedepankan kemanusiaan dan keberagaman, maka masa depan bangsa ini akan semakin cerah, penuh dengan harapan, welas asih dan kenikmatan atas kedamaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H