Di PMII, mahasiswa diajak untuk tidak hanya berpikir tentang diri sendiri, tetapi juga peduli dengan kondisi sosial di sekitar mereka.
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, baik itu diskusi, pelatihan atau aksi sosial, anggota PMII diajarkan untuk mengutamakan nilai-nilai solidaritas, keadilan, dan kesetaraan.
Ini adalah landasan utama yang membentuk PMII sebagai sebuah organisasi yang tidak hanya peduli dengan hal yang berkaitan dengan internal mahasiswa, tetapi juga dengan isu-isu kemanusiaan yang lebih luas.
Penting untuk dicatat bahwa dalam konteks kemanusiaan, PMII berpegang pada prinsip bahwa setiap individu tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras atau status sosial, berhak untuk diperlakukan dengan martabat yang sama.
Dengan demikian, sebagai organisasi yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam moderat, PMII menolak diskriminasi dalam bentuk apa pun, dan memandang kemanusiaan sebagai dasar dari setiap perjuangan sosial.
Keberagaman sebagai Kekuatan
Keberagaman adalah karakteristik utama dari Indonesia, dan juga merupakan salah satu ciri khas yang dapat ditemukan dalam setiap arah gerak PMII.
Dengan anggota yang berasal dari berbagai suku, agama dan budaya, PMII menjadi cermin dari realitas masyarakat Indonesia yang plural.
Bagi PMII, keberagaman bukanlah halangan untuk bersatu, tetapi justru menjadi kekuatan yang dapat memperkaya perspektif, pemikiran, dan tindakan.
Dalam konteks PMII, keberagaman lebih dari sekedar topik diskusi. Ia adalah kenyataan yang dihadapi setiap hari dalam kehidupan organisasi.
Berbagai perbedaan tersebut bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan, tetapi harus diterima dan dihargai.