Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Literasi Keuangan, Over Confident, dan FOMO pada Gen Z di Indonesia

15 Desember 2024   15:37 Diperbarui: 18 Desember 2024   18:50 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi literasi keuangan. (FREEPIK/RAWPIXEL.COM)

Sebagai contoh, banyak influencer di media sosial yang mempromosikan investasi atau produk keuangan tanpa memberikan pemahaman yang cukup tentang risiko yang dihadapinya.

Hal ini dapat menyebabkan Gen Z terjebak dalam keputusan finansial yang kurang matang dan berisiko tinggi. Bahkan, tanpa memikirkan dampak buruknya di masa depan.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya dalam meningkatkan literasi keuangan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun melalui kampanye publik.

Literasi keuangan yang baik akan membantu Gen Z membuat keputusan yang lebih bijak dalam mengelola uang mereka, menghindari utang yang tidak perlu, dan merencanakan masa depan yang lebih stabil.

Fenomena Over Confident di Kalangan Gen Z

Over confident atau kepercayaan diri yang berlebihan adalah suatu fenomena psikologis dimana individu merasa lebih yakin akan kemampuannya daripada kenyataan yang ada.

Pada Gen Z, over confident ini sering kali terlihat dalam pengambilan keputusan finansial. Misalnya dalam konteks investasi, banyak Gen Z yang merasa yakin bisa mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat melalui investasi di pasar saham atau aset kripto, meskipun mereka mungkin tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang hal tersebut.

Fenomena ini diungkapkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Barberis et al. (2015), yang menunjukkan bahwa over confident dapat mempengaruhi perilaku investor, terutama dalam mengambil risiko yang lebih besar daripada yang seharusnya.

Hal ini juga berlaku pada Gen Z di Indonesia yang terpengaruh oleh budaya investasi cepat kaya yang sering dipromosikan di media sosial. Tanpa pemahaman yang cukup tentang analisis risiko, mereka bisa terjebak dalam keputusan investasi yang tidak rasional dan berisiko tinggi.

Selain itu, menurut Harsayani et al. (2023) bahwa over confidenct pada Gen Z sering dipicu oleh eksposur berlebihan terhadap media sosial yang menampilkan kisah-kisah sukses investasi.

Padahal cerita-cerita tersebut sering kali tidak menunjukkan gambaran lengkap tentang risiko atau kerugian yang bisa terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun