Ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh UNICEF & The University of Melbourne (2019) soal generasi muda di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menunjukkan bahwa sikap yang lebih terbuka terhadap perbedaan, namun juga rentan terhadap polarisasi yang dipicu oleh informasi yang salah atau ekstrem.
Pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi menjadi sangat penting. Program-program pendidikan berbasis kebhinekaan dapat membantu generasi muda memahami bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan kelemahan.
Dengan adanya pemahaman ini, diharapkan mereka dapat menjadi katalis perubahan yang mengedepankan perdamaian dan keharmonisan sosial sebagai wujud persaudaraan lintas iman.
Lintas Iman dalam Membangun Toleransi
Salah satu aspek penting dari kebhinekaan adalah bagaimana umat dari berbagai agama dapat hidup berdampingan secara damai.
Indonesia dikenal sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, namun memiliki berbagai agama dan keyakinan lain, seperti Kristen, Hindu, Buddha, dan kepercayaan lokal.
Dalam konteks ini, generasi muda ditantang untuk memahami dan menghargai perbedaan agama sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia.
Studi yang dilakukan oleh The Pew Research Center (2020) menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki tingkat toleransi yang tinggi secara umum, tetapi ada kecenderungan meningkatnya ketegangan antar kelompok agama, terutama di kalangan generasi muda yang lebih aktif dalam dunia maya.
Dalam menghadapi kenyataan ini, penting bagi pendidikan agama di sekolah-sekolah untuk tidak hanya fokus pada pemahaman ajaran agama masing-masing, tetapi juga mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan agama dan keyakinan.
Pendidikan lintas agama (interfaith education) dapat menjadi salah satu solusi dalam memperkenalkan konsep toleransi kepada generasi muda.
Sebagai contoh, banyak organisasi pemuda di Indonesia yang telah menjalankan dan menginisiasi agenda lintas agama untuk mempromosikan perdamaian dan persaudaraan.