Pertama, apakah Amorim siap menghadapi realitas Old Trafford? Di Sporting CP, Amorim adalah sang maestro dan penguasa yang tak terbantahkan, dimana setiap keputusan berada di tangannya.
Tetapi di Manchester United, dia akan menjadi bagian dari mesin yang lebih besar, mesin yang penuh dengan ego pemain, ekspektasi media, dan fans yang tidak pernah puas.
Selain itu, kita menghadapi kenyataan bahwa tidak semua pelatih muda berhasil di Premier League. Sebut saja Frank de Boer yang hanya bertahan empat pertandingan bersama Crystal Palace atau siapa pun yang memutuskan untuk mengambil alih posisi manajer di Everton dalam beberapa tahun terakhir berujung kegagalan pahit.
Sejarah Premier League penuh dengan nama-nama yang dipandang penuh harapan, namun akhirnya tenggelam begitu saja. Bahkan nama-nama mentereng yang pernah menukangi klub besar di Premier League, beberapa diantaranya tidak lagi disorot oleh awak media.
Kendati demikian, ada satu hal yang bisa menjadi pembeda bagi Ruben Amorim, yang itu adalah keberaniannya untuk mengambil risiko.Â
Tidak ada yang lebih berani daripada meninggalkan kenyamanan sebuah klub yang stabil untuk menantang diri di salah satu liga paling kompetitif di dunia dan di bawah tekanan yang datang dari segala penjuru.
Dengan keberaniannya menghadapi risiko tersebut, meski banyak yang meragukannya (termasuk fans United sendiri), tidak ada yang bisa menafikan bahwa Amorim memiliki potensi untuk membangun sesuatu yang luar biasa atau justru berakhir menjadi bagian drama United yang tak berkesudahan.
Perebutan Juara Premier League, antara Fantasi dan Realita
Di sini, kita akan bicarakan tentang hal yang paling menarik, yaitu perebutan juara Premier League 2024/2025. Di saat Manchester United masih berjuang menemukan identitasnya kembali, di luar sana ada beberapa tim yang lebih jelas tujuannya.
Liverpool, Manchester City, dan Arsenal telah menunjukkan dominasi mereka dalam beberapa musim terakhir, hingga musim ini.
Sementara Chelsea, memutuskan untuk merombak kembali segala sesuatunya dengan pelatih baru. Lalu ada Tottenham Hotspur yang setiap tahunnya berharap bisa menjadi pesaing sejati tetapi pada akhirnya berakhir dengan hanya menjadi 'Spurs'.