Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Literasi Politik: Gen Z Jadi Pemilih Cerdas

18 November 2024   19:07 Diperbarui: 25 Desember 2024   20:03 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, jangan sampai memilih hanya karena calon tersebut berbicara dengan gaya dan retorika yang "keren" dalam video kampanye, tetapi tanpa ada visi dan misi yang jelas serta program-program yang akan dilakukannya apabila terpilih menjadi kepala daerah.

Menurut Bennett dan Segerberg (2021), pemilih yang terinformasi cenderung membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cerdas dalam menentukan pilihannya. Mereka tidak hanya memilih berdasarkan 'kepopuleran" atau look, tetapi berdasarkan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan.

Dengan memahami bagaimana kebijakan calon kepada daerah bisa berpengaruh pada pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan, Gen Z dapat memilih dengan hati-hati dan bertanggung jawab. Ini adalah kesempatan bagi Gen Z untuk menunjukkan bahwa Gen Z bukan hanya "pandai" di dunia digital, tetapi juga bisa menjadi pemilih yang bijak dan aktif.

Gen Z Waktunya Beraksi!

Setelah membahas soal literasi politik terhadap Gen Z, sudah saatnya kita mulai bertindak. Ada banyak cara bagi Gen Z untuk terlibat aktif dalam Pilkada serentak 2024.

Pertama, dengan memilih secara bijak setelah menggali informasi yang cukup tentang calon-calon yang tersedia. Kedua, menyebarkan informasi yang benar ke sesama pengguna media sosial dan jangan takut untuk berdiskusi tentang isu-isu politik dengan teman atau pengguna media sosial lainnya karena semakin banyak yang memahami maka semakin besar gelombang kesadaran dan dampak yang bisa kita buat bersama-sama.

Untuk itu, mari kita akui bahwa Pilkada bukan cuma soal meme lucu atau drama debat calon. Ini merupakan kesempatan bagi kita, terutama gen Z untuk memastikan bahwa masa depan daerah kita dikelola oleh pemimpin yang tepat berdasarkan kualitasnya, bukan karena mereka memiliki penampilan atau popularitas yang tinggi.

Oleh sebab itu, mari kita gunakan media sosial dan platform digital lainnya untuk mencari informasi yang lebih mendalam dan membuat keputusan yang cerdas serta rasional. Dengan begitu, Gen Z dapat ikut serta dalam Pilkada serentak 2024 dengan cara yang lebih bermakna dan positif.

Mari kita hentikan sikap kita yang kadang menjadi penonton atas drama politik yang ditampilkan, ambil peran dan jadi aktor perubahan yang cerdas.

Referensi

Bennett, W. L., & Segerberg, A. (2021). The Logic of Connective Action: Digital Media and the Personalization of Contentious.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun