Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Literasi Politik: Gen Z Jadi Pemilih Cerdas

18 November 2024   19:07 Diperbarui: 25 Desember 2024   20:03 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai generasi yang sangat bergantung pada media sosial, Gen Z harus tahu bahwa tidak semua informasi yang beredar di dunia maya dapat dipercaya. Menurut studi MIT Media Lab (2023), hoax dapat menyebar sebesar enam kali lebih cepat dibandingkan informasi yang benar di media sosial.

Jika Gen Z tidak waspada dan tidak membekali dirinya terhadap pemahaman literasi politik yang baik, maka bisa jadi akan malah ikut-ikutan menyebarkan informasi yang salah atau malah memilih kandidat hanya berdasarkan konten viral yang tidak berdasar dan nir-substansi. Oleh sebab itu, pentingnya untuk memiliki kemampuan memilah dan memilih informasi yang ada sebagai proteksi diri agar tidak terjebak dalam jebakan hoax.

Hal yang mesti dilakukan adalah dengan memulai mencari informasi yang lebih terperinci tentang calon-calon kepala daerah, bukan hanya mengandalkan meme yang beredar di grup WhatsApp. Pilih sumber yang jelas seperti website resmi calon, diskusi politik berbasis data atau bahkan jurnal yang membahas tentang isu politik di daerah tersebut.

Ini memang butuh usaha lebih, namun dengan cara itu kita bisa memilih dengan lebih bijak dan menghindari keputusan politik yang hanya didasarkan pada tren media sosial yang potensial menyesatkan kita.

Kenapa Gen Z Harus Terlibat dalam Pilkada?

Mungkin kita berpikir, "urusan Pilkada itu hanya diurusi oleh orang tua atau generasi yang lebih tua". Tetapi anggapan tersebut merupakan kekeliruan besar karena Gen Z adalah generasi yang paling banyak menggunakan internet dan akan menjadi penerima dampak langsung dari kebijakan yang diambil oleh kepala daerah yang terpilih.

World Values Survey (2023), menunjukkan bahwa partisipasi politik di kalangan pemuda berhubungan langsung dengan kualitas demokrasi. Ini berarti bahwa semakin banyak Gen Z terlibat dalam politik dan menyalurkan hak pilihnya, maka semakin baik pula kualitas demokrasi di daerah tersebut.

Selain itu, sebagian Gen Z mungkin tidak mau memilih, namun harus disadari bahwa kebijakan yang ada nantinya tidak sesuai dengan kebutuhan Gen Z itu sendiri. Apakah kita ingin hidup di kota yang penuh dengan kemacetan jalan, dengan sistem transportasi yang berantakan, atau di daerah yang minim infrastruktur jaringan internet maupun dengan pendidikan yang kualitasnya buruk hanya karena kita tidak peduli siapa yang akan jadi pemimpin?

Pilihan politik yang baik, akan membawa perubahan yang lebih baik untuk daerah. Sebaliknya, ketidakpedulian kita dapat membawa ke masa depan yang lebih suram bagi daerah.

Literasi Politik: Pemilih yang Terinformasi adalah Pemilih yang Berkuasa

Literasi politik memungkinkan kita untuk menjadi pemilih yang terinformasi dan rasional. Artinya bahwa sebelum menentukan pilihan, kita paham betul apa yang diusung oleh masing-masing calon dan bagaimana kebijakan mereka bisa berdampak pada kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun