Contoh pemindaian pertama yaitu, gambar bebas kontras dan kemudian gambar CTA kontras diambil 60 detik setelah injeksi bahan non-ionik. medium trast (larutan 120 ml 300 mg/ml) diberikan oleh injektor otomatis dengan kecepatan tertentu 3 ml/detik) dengan jarum 18G ke dalam vena kubital. Ketebalan irisan adalah 1 mm semua seri, dan pengaturan mesin 120 kV, 300 mAs, FOV 200 mm dan matriks 512x512. Gambar CTA yang diperoleh dievaluasi oleh tiga orang ahli radiologi, satu lokal dan dua dari lainnya institusi kesehatan. Kehadiran media kontras di arteri temporal superfisial (STA) adalah dianggap sebagai indikasi tepat pemberian media kontras. Dalam gambar diambil 60 detik setelah media kontras injeksi, kekeruhan pada arteri pericallosal, cabang kortikal MCA (otak tengah arteri), kedua vena serebral internal (ICV) berada dievaluasi. Metode penilaian empat poin di mana hilangnya kekeruhan di segmen kortikal MCA dan dua ICV dipelajari digunakan untuk evaluasi. Skor 4 ditugaskan ketika semua struktur pembuluh darah dipelajari mengalami kehilangan kekeruhan, dan 1 mengalami ditugaskan ketika hanya satu dari mereka yang kekeruhannya hilang.Â
Gambar 1. volume rendering (VR).
juga diambil untuk mendukung empat poin
evaluasi penilaian. Meskipun otaknya terverifikasi kematian berdasarkan temuan CTA pada kasus 7 dan 12, dokter memantau kasus tersebut satu kali lagi hari dan pemeriksaan CTA berulang, tetapi tidak ada perbedaan referensi dilaporkan dalam temuan CTA keduanya kasus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Analisa Kasus Brain Death pada modalitas  CT-ScanÂ
Pencitraan CT digunakan dalam kasus brain death yang dimana dapat didefinisikan sebagai terhentinya seluruh fungsi otak dan batang otak secara permanen. Diagnosis utama brain death sebagian besar bersifat klinis, sehingga memerlukan keputusan efektif mengenai gejala dan toksisitas yang dapat disembuhkan secara klinis. Tidak terdapat adanya aliran darah pada otak karena peningkatan tekanan intrakranial umumnya dianggap sebagai indikasi brain death. Pemeriksaan secara radiologis yakni pemeriksaan aliran darah intrakranial atau yang disebut CTA.Â
Gambar 1. Pemeriksaan CTA kontras  pada segmen MCA M1 dan ACA A1 bilateral.
Berdasarkan segmen kortikal dari MCA bilateral dan non-opasifikasi ICV cukup spesifik dalam konfirmasi diagnosis brain death. Hilangnya kekeruhan pada ICV yakni indikasi paling sensitif dan cepat. Penilaian CTA sangat sensitif dan memerlukan evaluasi kekeruhan pada empat vena. Meskipun, cabang kortikal MCA lebih mudah untuk dievaluasi. Cerebral vena brakialis mengalami penekanan dan perubahan lokalisasi dengan adanya entitas klinis seperti massa, edema, dan perdarahan. Dalam diagnosis brain death  CTA menyediakan metode pemeriksaan non-invasif, andal, mudah diakses, dan cepat.  Hilangnya kekeruhan vena akibat operasi pada pasien dengan kraniotomi tidak dapat dievaluasi dengan angiografi konvensional, namun dapat dengan mudah dievaluasi dengan CTA. Khususnya pada pasien dengan perdarahan subarachnoid, pola kontras struktur pembuluh darah intrakranial dapat dengan mudah dievaluasi dalam gambar yang dikurangi ketika pemeriksaan CT otak non-kontras dilakukan sebelum pemeriksaan CTA otakÂ
 2. Hasil Analisa Kasus Brain Death pada modalitas MRIÂ
Penelitian yang dilakukan oleh Hyuk Won Chang, MD, Department radiology, Keimyung University College of Medicine, Dongsan Medical Center antara Juni 2007 dan Oktober 2009 dengan 17 pasien (delapan perempuan dan sembilan laki-laki) dengan rata-rata usia 52,9 tahun yang kemudian pasien dibagi menjadi dua grup berdasarkan kriteria pada tabel 1. Kriteria brain death yang dimaksud adalah kategori pertama metabolic disorders, hipotermia, drug intoxication, hipotensi, kemudian kategori kedua coma dan loss brainstem-mediated refleks, dan kategori ketiga pemeriksaan neurologis dan refleks diulang setelah 6 jam. Keempat, setelah proses ini, gelombang datar pada EEG harus bertahan selama 30 menit.