Jika ditilik dari sejarahnya, hadih maja sudah sangat lama sekali dijadikan masyarakat Aceh sebagai pedoman dalam menjalani hidup. Makanya tidak heran jika masyarakat Aceh sangat menghargai indatunya.
Banyak sekali hadih maja yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalani hidup. Mulai dari pedoman untuk pribadi, cara bersosial, menghargai adat, ada saja hadih maja yang dapat dijadikan rujukan.Â
Nah, mari saya berikan beberapa contoh hadih maja yang menjadi pedoman dalam kehidupan, yuk langsung disimak.
Jangan Gegabah dalam Membuat Keputusan
Awai buet dudue pike, teulah oh akhe kepue lom guna. Artinya, jika duluan berbuat kemudian berpikir, sesal kemudian tiada arti.
Hadih maja ini mengajarkan kita agar tidak gegabah dalam bertindak, semuanya perlu dipikirkan lebih dulu baik buruknya. Seperti halnya dengan istilah nasi sudah jadi bubur, semuanya akan tidak berguna jika sudah seperti ini.
Maka inilah salah satu contoh hadih maja sebagai nasihat dan peringatan. Saya dulu sering mendengar hadih maja tersebut ketika sedang berkumpul dengan para tetua kampung dalam sebuah rapat.
Para tetua ini selalu mengingatkan hal-hal detail yang tidak terpikirkan sebelumnya oleh kita. Ketika hendak memutuskan sebuah keputusan dalam rapat, para tetua ini pasti akan bersuara dengan mengungkapkan hadih maja tersebut dengan tujuan agar kami semua tidak gegabah dalam memutuskan.
Sindiran untuk Orang yang Bersifat IriÂ
Gop yang kap campli geutanyoe nyang keu-eung, gob meu aneuk geutanyoe nyang madeung. Artinya begini, orang lain yang memakan cabe, kita yang kepedasan, orang lain melahirkan tapi kita yang diasapi.
Ini merupakan hadih maja berbentuk sindiran dan peringatan. Orang dengan sifat iri dengki biasanya tidak merasa senang dengan pencapaian dan kesuksesan orang lain.