Mulai dari menyembelih sapi, hingga menyiapkan berbagai bumbu masakan. Semuanya dilakukan bersama-sama.
Kira-kira 30 menit sebelum berbuka puasa. Semua masyarakat di kampung akan dipanggil ke Meunasah untuk sama-sama berbuka disana. Biasanya yang hadir hanya anak-anak , orang dewasa, dan pemuda. Kaum wanita biasanya cuma berbuka di rumah saja.
Berbuka dengan Minuman dan Kue Ala Kadarnya
Karena waktu berbuka dan magrib itu singkat. Biasanya ketika sirine berbuka dihidupkan, warga hanya berbuka dengan minuman dan kue ala kadarnya. Untuk menu utamanya, biasanya akan disantap setelah selesai salat magrib.
Kemudian tinggal menunggu jadwal salat insya, baru dilanjutkan dengan salat tarawih hingga selesai. Pada malam Nuzulul Quran ini, biasanya juga akan diundang penceramah kondangan untuk mengisi tausyiah selesai salat tarawih.
Kenduri Nuzulul Quran Menjadi Momen Khas Ramadan yang Paling Dirindukan
Jika ditanya, kenapa saya merindukan kampung halaman. Selain karena rindu berkumpul dengan keluarga untuk sahur dan berbuka bersama. Momen kenduri Nuzulul Quran juga menjadi salah satu momen yang paling saya rindukan.
Pada momen inilah semua masyarakat berkumpul. Kami bisa kembali menegur sapa. Yang sudah lama tidak bertemu, biasanya di momen seperti inilah semuanya berkumpul.
Kenduri Peutamat Daroih