Mohon tunggu...
Muhammad NashifAshiddiqi
Muhammad NashifAshiddiqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tidur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Biografi Jendral Achmad Yani

4 Juli 2024   14:20 Diperbarui: 4 Juli 2024   14:21 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Anak buahnya secara aktif menunda gerak maju Belanda menuju Yogyakarta, menghancurkan pos-pos Belanda di jalan yang menghubungkan Yogyakarta dengan Jawa Tengah, dan mengubah wilayah utara Magelang menjadi garis pertahanan yang tidak dapat ditembus.

 Tahun 1950-an merupakan puncak karir militer Ahmad Yani.

 Ia memimpin Banteng Raiders, satuan khusus TNI AD yang bertugas menumpas kekuatan separatis seperti DI/TII dan PRRI/Permesta, serta berperan aktif dalam pembebasan Irian Barat.

 Pada tahun 1955-1956, Ahmad Yani juga mengikuti pelatihan militer di Amerika dan Inggris, menunjukkan komitmennya untuk memajukan karirnya sebagai panglima militer.

 Ahmad Yani diangkat menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) pada tahun 1962 menggantikan A.H.

 Nasution merupakan salah satu perwira militer terdekat Presiden Sukarno.

 Pernikahan Sang Jenderal dan Akhir Hidupnya Ahmad Yani adalah seorang perwira militer yang bertemu dengan Bandiah Yayu Rulia di Purworejo saat ia sedang belajar mengetik sebelum bersekolah di Sekolah Militer Shodancho di Bogor.

 Mereka menikah pada akhir tahun 1944 dan membesarkan delapan orang anak di Magelang.

 Ahmad Yani menggantikan Abdul Harris Nasution sebagai Menteri Komando Angkatan Darat dengan pangkat Letnan Jenderal pada tahun 1963.

 Namun situasi politik di Indonesia berubah drastis pada tahun 1965.

 PKI mulai mendominasi kursi di Kongres dan pemerintahan, sedangkan Ahmad Yani Yani menganjurkan pandangan dunia Pancasila yang berbeda dengan doktrin komunis yang semakin mendominasi pemerintahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun