Ia ikut serta dalam pertempuran pertama penyerangan Belanda terhadap Jepang di Ciater, Lembang, dimana Jepang memenangkan pertempuran tersebut.
 Ahmad Yani kemudian dipenjarakan dan dibebaskan sebagai warga negara pada tahun 1942.
 Ahmad Yani bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air) pada tahun 1943 sebagai penerjemah, berbicara dalam bahasa Inggris, Belanda dan Jepang.
 Ahmad Yani menunjukkan keterampilan militernya selama ujian.
 Ia mendapat pelatihan militer di banyak tempat, antara lain pelatihan Heiho di Magelang dan pelatihan militer Shodancho di Bogor.
 Sumbangan Jenderal Ahmad Yani Semasa hidupnya, Ahmad Yani menunjukkan kepiawaiannya sebagai panglima militer Republik Indonesia sejak tahun 1945.
 Momen penting adalah ketika ia berhasil memukul mundur pasukan Inggris yang maju ke Magelang pada tanggal 21 November 1945.
, dengan bantuan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan tentara pemuda yang dipimpinnya.
 Meski hanya satu kompi tentara Inggris yang lolos, Ahmad Yani menunjukkan keberaniannya.
 Pada tahun 1949, Ahmad Yani berperan penting dalam konfrontasi dengan tentara Belanda pada serangan umum tanggal 1 Maret.
 Ia memimpin Brigade IX yang wilayah operasinya terbentang dari utara Kedu hingga ke selatan Semarang Barat.