Mohon tunggu...
Muhammad Nabil Ramadhani
Muhammad Nabil Ramadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Indonesia Program Studi Ilmu Psikologi

Seorang mahasiswa tingkat kedua Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ibuk, Sebuah Novel Mengenai Kasih Sayang Sebuah Keluarga, Khususnya Ibu

10 Maret 2021   05:51 Diperbarui: 10 Maret 2021   06:09 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ulasansiayi.wordpress.com

Identitas Buku

Judul buku     : Ibuk

Penulis            : Iwan Setyawan                         

Penerbit          : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit  : Cetakan pertama, Juni 2012

                              Cetakan kedua , Juni 2012

                              Cetakan ketiga (cover baru), Mei 2016

                              Cetakan keempat (cover baru), Januari 2017

Tebal buku    : VIII + 296 halaman

ISBN                 : 978-602-03-2998-7

Sinopsis

Tinah, harus mengubur harapan untuk menyelesaikan sekolah. Ia jatuh sakit menjelang ujian akhir kelas 6. Tinah akhirnya tinggal di rumah dan membantu Ibu mengurus lima adiknya. Ketika menginjak umur 16 tahun Tinah mulai membantu neneknya, Mbok Pah, berdagang baju bekas di Pasar Batu.

          Suatu pagi, seorang kenek angkot bernama Sim ingin sarapan di tempat yang terletak lima blok dari warung Mbok Pah. Setelah selesai sarapan, Sim keluar dari warung dan menunggu di depan kios Mbok Pah, selagi supir angkot nya ke toilet. Tiba-tiba, Sim menatap Tinah dari balik tumpukan baju. Mereka berdua bertatapan dalam waktu yang singkat, namun cukup untuk meluluhkan hati masing-masing.

          Keesokan harinya, Sim kembali makan di tempat yang sama. Matanya kembali berbicara dengan mata Tinah. Namun yang mengejutkan, malam hari nya Sim pergi ke rumah Tinah. Malam itu, Sim tidak berbicara banyak dengan Tinah, hanya sekedar perkenalan singkat. Malam berikutnya, Sim kembali datang ke rumah Tinah. Ia mengajak Tinah untuk menonton layar tancap minggu depan. Minggu depannya, Sim menjemput Tinah untuk menonton layar tancap. Minggu berikutnya, mereka kembali menonton layar tancap.

          Sudah delapan bulan mereka berkenalan. Kini, Sim sudah menjadi supir angkot. Suatu sore, setelah pulang dari pekerjaannya, Sim mengatakan kepada Tinah tentang permintaanya untuk menjadi pasangan hidupnya.

          Bulan berikutnya, Sim bersama keluarga Mbak Gik, kakak angkatnya ke rumah Tinah untuk melamarnya. Tanggal pernikahan pun disetujui. Namun, dua minggu setelah acara lamaran Mbok Pah meninggal. Mbok Pah meninggal seminggu kemudian. Akhirnya, hari hajatan tiba, ijab kabul dilaksanakan di ruang tamu. Malam setelah ijab kabul, mereka tinggal di rumah Mbak Gik.

          Kini, Tinah dan Sim, telah menjadi Ibuk dan Bapak. Ibuk melahirkan anak pertamanya, Isa, pada umur delapan belas tahun. Memang sakit, ketika melahirkan anak pertamanya, namun begitu mendengar tangisan Isa pecah, air mata Ibuk tak terbendung.

          Enam bulan kemudian, Ibuk mengandung anak kedua, Nani. Nani pun lahir dengan proses persalinan yang lancar. Setelah Nani lahir, Ibuk dan Bapak memutuskan untuk pindah dari rumah Mbak Gik. Namun, karena keterbatasan ekonomi, niat itu pun diurungkan.

          Ketika Nani menginjak usia tujuh bulan, Ibuk hamil lagi.  Di bulan ketiga kehamilannya, ketika mencuci baju di belakang rumah, Ibuk merasakan sesuatu mengalir di kakinya. Ternyata, Ibuk keguguran.

          Enam bulan setelah kelahiran, Ibuk hamil lagi. Sembilan bulan kehamilan anak ketiga berjalan lancar. Terlahirlah bayi laki-laki, Bayek. Beberapa bulan setelah Bayek lahir, mereka meninggalkan rumah Mbak Gik. Bapak telah membangun rumah kecil di Gang Buntu.

          Lalu, kehidupan Bapak dan Ibuk menjadi ramai setelah anak ke empatnya lahir, Rini. Ia lahir satu setengah tahun setelah Bayek lahir. Lalu menyusul Mira, anak terakhir yang lahir lima tahun setelah Rini lahir.

          Hidup keluarga Bapak dan Ibuk tidaklah mudah. Banyak rintangan dan perjuangan yang mereka lewati. Terutama masalah perekonomian keluarga, mengingat Bapak yang hanya bekerja sebagai supir angkut. Namun, Ibuk bertekad untuk bisa menyekolahkan kelima anaknya sampai ke jenjang kuliah. Agar mendapat hidup yang lebih layak. Jangan sampai kelima anaknya bernasib sama seperti dirinya yang tidak lulus SD. Berbagai cara Ibuk dan Bapak lakukan agar anaknya dapat bersekolah dengan layak. Mulai dari menjual dan menggadaikan perhiasan atau barang-barang yang mereka miliki hingga meminjam uang kepada Bang Udin, tukang kredit asal Bandung.

          Usaha keras yang dilakukan oleh Bapak dan Ibuk membuahkan hasil. Anak-anaknya berhasil menggapai pendidikan hingga jenjang perkuliahan. Yang paling membanggakan adalah Bayek. Setelah Bayek lulus SMA, Bayek mendapatkan PMDK di Jurusan Statistika IPB. Demi membiayai Bayek ke Bogor, Bapak terpaksa menjual angkot.

          Akhirnya, Bayek pergi kuliah ke Bogor. Bayek menyelesaikan kuliahnya dalam empat tahun. IPK yang diraih Bayek sangat tinggi, 3.52, Bayek pun mendapat predikat lulussan terbaik dari jurusan MIPA.

          Begitu lulus, Bayek langsung melamar kerja di salah satu perusahaan. Ia pun diterima, mendapat panggilan untuk bekerja di Jakarta. Bayek termasuk karyawan yang sangat rajin. Semenjak menrima gaji pertamanya, Bayek selalu membaginya dengan keluarga di Batu. Tiga tahun sudah Bayek kerja di Jakarta. Ketekunan yang dilaksanakan Bayek selama ini membuahkan hasil. Bayek mendapat tawaran kerja di New York. Bayek pun langsung menerima tawarn tersebut.

          Bayek memulai hidup baru di New York. Tiga bulan pertamanya, Bayek didampingi Mbak Atik untuk beradaptasi. Namun di bulan ketiga, Mbak Atik memutuskan untuk pindah ke Australia. Kini Bayek benar-benar tinggal sendirian di New York. Bayek sangat merindukan keluarganya. Selain itu, kemampuan Bahasa Inggris Bayek menjadi tantangan tersendiri. Di minggu-minggu pertama, Bayek lebih banyak diam. Namun, Bayek tidak menyerah dengan keadaan. Ia terus meningkatkan kemampuan Bahasa Inggrisnya. Kinerja kerja Bayek pun sangat bagus, sehingga pada bulan keempat ia bekerja, Bayek menerima penghargaan "Employee of the Month". Bulan-bulan berikutnya, rasa percaya diri dan kinerja kerja Bayek meningkat, sehingga pada bulan kedelapan ia bekerja, Bayek kembali menerima penghargaan "Employee of the Month".

          Banyak tragedi yang terkadang membuat semangat Bayek menurun. Mulai dari perampokan ATM-nya hingga peristiwa yang sempat menggetarkan dunia, yaitu pesawat yang menabrak World Trade Center. Namun, semangat Bayek kembali muncul, kala mengingat keluarganya di Batu.

          Setahun Bayek bekerja, semua pekerjaan yang ia laksanakan memuaskan. Melebihi kapasitasnya sebagai data processing executive. Di bulan Januari 2001, Bayek dipromosikan menjadi senior data processing executive. Di awal tahun 2003, Bayek mendapatkan promo menjadi manager data processing executive. Setelah musim semi ketujuh, Bayek mendapat promosi lagi  menjadi director internal client management. 

          Sembilan musim panas dan sepuluh musim gugur telah dilewati Bayek. Bayek pun memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Ia memutuskan menulis kisah hidup keluarganya. Bayek pun memutuskan untuk berkarya, menjadi penulis. Tawaran yang diberikan kepada Bayek untuk kerja di Singapur ditolaknya.

          Namun, kabar duka menyelimuti keluarga Bayek. Dokter mengatakan bahwa kemungkinan besar, Bapak menderita jantung koroner. Sedangkan untuk hasil yang lebih pasti, harus menunggu hasil ronsen. Padahal, selama hidupnya Bapak tidak pernah menderita sakit berat. Dua hari kemudian, hasil ronsen Bapak keluar. Ternyata, ada pengapuran di jantung Bapak, bukan jantung koroner.

          Hari demi hari berlalu. Keadaan Bapak semakin melemah. Tubuhnya yang dahulu agak gemuk, menjadi kurus. Bapak juga sering merasakan sakit kepala yang luar biasa. Dokter pun menyarankan Bapak untuk diopname. Setelah delapan hari diopname, kondisi Bapak semakin membaik. Bapak berhasil melewati masa-masa kritisnya. Tetapi, tidak lama kemudian keadaan Bapak kembali melemah.

          Tepat pada hari Sabtu, 4 Februari 2012, pukul 02;30 pagi, Bapak menghembuskan nafas terakhirnya. Rini yang saat itu berada di sebalah Bapak langsung menangis. Ibuk langsung menangis begitu mendengar bahwa Bapak meninggal. Keempat anak lainnya langsung mendatangi kediaman Bapak secepatnya. Seluruh keluarga begitu terpukul dengan kepergian Bapak, terutama Ibuk. Ibuk lah yang menjadi motivasi utama Bapak untuk terus bekerja keras demi menghidupi keluarga.

          Cinta Ibuk telah menyelamatkan keluarga

          Cinta Ibuk yang akan menghidupkan Bapak. Selamanya.

Kelebihan

Kelebihan dalam novel ini ada tiga. Pertama, latar suasana yang diceritakan dalam novel ini dapat membuat pembaca turut merasakan peristiwa demi peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh di dalam novel. Kedua, alur, tema dan bahasa yang digunakan di dalam novel ini sangat mudah dipahami oleh seluruh kalangan. Ketiga, novel ini juga sangat memotivasi pembaca agar terus berjuang dalam keadaan sesulit apapun.

Kekurangan

Kekurangan dalam novel ini hanya satu. Yaitu, penggunaan judul "Ibuk" untuk novel ini dirasa kurang pas, dikarenakan hampir setengah cerita di dalam novel menggambarkan perjuangan Bayek dan kerja keras Bapak. Sehingga, perjuangan Ibuk sendiri kurang terasa.

Rekomendasi

Saya sangat merekomendasikan novel ini untuk dibaca oleh seluruh kalangan karena novel ini mengingatkan kita betapa besarnya kasih sayang kedua orang tua kita, khususnya ibu. Sesukses apapun kita kelak. Kita tidak boleh melupakan seluruh jasa yang telah mereka berikan. Karena hakikatnya, kesuksesan seorang anak terdapat dalam doa kedua orang tuanya. Harapannya setelah membaca novel ini hubungan para pembaca dengan anggota keluarganya, khususnya ibu menjadi lebih erat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun