Biasanya Perusahaan akan mencatat jumlah kewajiban lancar pada neraca keuangan, dengan meletakkannya sebelum kewajiban jangka panjang. Hal ini membantu perusahaan untuk memahami dan mengelola utang yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat dan utang yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih lama.
- ketika menganalisis kewajiban jangka panjang:
Pertama, mempelajari dan mengevaluasi kontrol internal atas kewajiban jangka panjang.
Kedua, catat seluruh utang jangka panjang per tanggal neraca dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Jika ada utang leasing kendaraan, maka harga perolehan kendaraan dan utang leasing harus dicatat sesuai nilai tunainya.
Ketiga, tentukan apakah utang jangka panjang yang tercantum di neraca termasuk kewajiban perusahaan.
Selanjutnya, identifikasi utang jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang dijaminkan.
Permasalahan berikutnya, yaitu apa yang dilakukan oleh Perusahaan ketika menganalisis kewajiban lain-lain:
Dalam menganalisis kewajiban lain-lain, perusahaan biasanya akan:
- Mengidentifikasi semua kewajiban yang ada, termasuk jangka pendek dan jangka Panjang
- Mengevaluasi kondisi keuangan terkait kewajiban tersebut, seperti jatuh tempo dan tingkat bunga.
- Memeriksa kontrak atau perjanjian yang terkait untuk memahami syarat dan ketentuan.
- Menghitung dampak kewajiban terhadap arus kas dan posisi keuangan perusahaan.
- Menilai risiko yang terkait dengan kewajiban dan bagaimana itu dapat mempengaruhi operasi perusahaan.