MARSINAH SANG ARLOJI SEJATI
Puisi Essay Yang Ditulis Oleh: Muhammad Miftaqur Rozak
Mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Siapa tak kenal Marsinah, wanita yang menjadi korban kekejaman Rezim Orde Baru
Ia dibungkam, Ia diculik dan disekap, Ia dianiaya, bahkan dianggap hilang
Rela menjadi buruh sebuah pabrik hanya demi sesuap nasi belaka
Tabah dan kuat walau dikekang oleh kodrat sebagai wanita
Ia tak banyak melontarkan kehendak
Ia berbicara tak lain kerena memperjuangkan hak
Bukan imbalan yang didapat, justru kepalanya ditetak
Menyuarakan hak sesuai edaran Gubernur, namun ditolak
Mulanya, Ia tak tinggal diam, Ia melakukan unjuk rasa
Berbekal suara dan didampingi para buruh yang bernasib sama
Setiap langkah mereka diisi dengan doa dan usaha
Namun tindakannya justru dinilai melanggar peraturan yang ada
Lahir di Nganjuk pada 10 April 1969 dan dinyatakan hilang pada 8 Mei 1993
Seperti kata Sapardi, Marsinah adalah sebuah Arloji
Raganya memang hilang tanpa bukti, namun kisahnya akan tetap abadi
Ceritanya banyak diabadikan sebagai puisi, hingga namanya melekat dalam nadi
Setiap detik Ia berkedip, setiap gerak jantungnya berdetak, tetap fokus pada pekerjaan
Terkungkung dalam sunyi, makan tak diberi, merana karena kehausan
Jerih payahnya tak terbayarkan, justru berakhir menjadi berita kematian
Tubuh yang seharusnya elok sewajarnya wanita, justru dibiru lebamkan
Dalam bentuk penganiayaan, ia bahkan diperkosa
Tubuhnya diseret dan dihujam besi disetiap bagiannya
Terikat dikursi, disekap diruang pengap tanpa cahaya
Berteriak dengan lengkingan yang memekikkan telinga
Tak ada yang peduli, tak ada yang mengerti, tak ada yang tau Marsinah akan mati
Mulutnyapun disumpal, keringatnya menitik tak henti
Tak terurus dan tak ada yang ambil peduli
Dalam hembusan angin sepoi, Marsinah meregang dengan waktu yang bersaksi
Dalam detik terakhirnya ia mengadu kepada sang Pencipta
Mewartakan bahwa jiwa raganya tengah tersiksa
Menahan perih dan rasa sakit yang menjalar hingga ke ujung kepala
Semoga sakitnya terbayarkan dengan hidup layak di Surga
“ Menolak Lupa”
Puisi singkat diatas adalah sedikit dari panjangnya derita yang dialami seorang Marsinah, korban kekejaman Oknum Militer pada masa Orde Baru. Ia hanyalah buruh pabrik yang ingin memperjuangkan haknya, menuntut sesuai dengan edaran pemerintah tentang kenaikan upah. Namun usahanya tak dinilai dengan apresiasi, justru dianggap sebuah kelancangan, hingga Marsinahpun mati.
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Muhammad Miftaqur Rozak
Ttl : Blitar, 23 Desember 2004
Prodi : Aqidah Dan Filsafat Islam
Universitas : UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI