Mohon tunggu...
Muhammad Karim
Muhammad Karim Mohon Tunggu... Konsultan - Investment Banker, Business Shariah Consultant, Portfolio Management Specialist and Financial Planner

Suka dengan ekonomi, politik, pemerintahan, corporate finance, investment banking, capital market, financial planning, business shariah dan strategy serta spiritual quotient (SQ). Hobi traveling, boxing, swimming dan jogging.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Sebelum Berinvestasi Pastikan Mengetahui Bisnis Model dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Emiten!

18 Maret 2024   14:30 Diperbarui: 18 Maret 2024   14:40 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : BEI dan ICE, diolah

Sumber : Laporan keuangan Chandra Asri Tbk dan Yahoo finance, diolah
Sumber : Laporan keuangan Chandra Asri Tbk dan Yahoo finance, diolah

Untuk sub sektor material konstruksi salah satunya adalah industry semen. Mayoritas penjualan semen adalah untuk kebutuhan dalam negeri sehingga perlu mencari tahu apa saja factor yang mempengaruhi permintaan-penawaran terhadap semen. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap produk semen adalah pertumbuhan ekonomi, suku bunga KPR serta pembangunan infrastructure baik oleh swasta maupun pemerintah. Ekonomi yang bertumbuh akan menstimulus meningkatnya consumer spending (pengeluaran masyarakat) pada barang dan jasa baik primer maupun sekunder seperti kebutuhan untuk papan maupun renovasi property. Tingga-rendahnya suku bunga KPR akan mempengaruhi minat masyarakat terhadap kepemilikan property. Rendahnya suku bunga KPR akan mendorong masyarakat memiliki property, dan tingginya suku bunga KPR akan menurunkan minat masyarakat untuk membeli property. Ini karena +/- 80% masyarakat yang membeli property adalah melalui KPR. Tingginya minat masyarakat terhadap property akan menaikkan permintaan terhadap semen, begitu pula sebaliknya. Faktor lain yang mempengaruhi permintaan semen adalah pembangunan infrastruktur.

Sedangkan dari sisi penawaran, sejak masuknya Siam cement Thailand, Indonesia mengalami oversupply (kelebihan pasokan) semen. Kondisi ini belum berubah hingga saat ini pasca pandemi covid-19. Berdasarkan data dari kementerian ESDM, kapasitas produksi semen di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai 113 Juta Ton. Namun kapasitas produksi yang tinggi tersebut tidak diikuti dengan kebutuhan (demand) yang hanya sekitar 70 Juta Ton, atau terdapat surplus sebesar 41 juta Ton. Dengan keadaan seperti ini maka indikator yang perlu dicermati karena akan mempengaruhi laba-rugi emiten subsector semen adalah dari sisi permintaan seperti diuraikan diatas dibandingkan dari sisi penawaran.

Selain mencermati factor-factor yang mempengaruhi permintaan juga perlu memantau perkembangan harga batu bara. Ini karena sumber energi pada industri semen masih didominasi oleh penggunaan energi fosil yaitu batu bara yang mencapai 90% sedangkan penggunaan energi terbarukan yaitu biomassa baru sekitar 1%. Bahan bakar dan energy industry semen sendiri menyumbang 35%-40% terhadap COGS sehingga peningkatan-penurunan harga batubara akan mempengaruhi pertumbuhan-perlambatan laba usaha industry semen.

Sedangkan pada sub sektor produk kayu dan kertas, karakteristik yang perlu diperhatikan adalah trend harga komoditas bubur kertas di pasar internasional yang bisa dipantau pada www.investing.com atau di www.tradingeconomics.com. Hal ini disebabkan lebih dari 50% produk kertas yang di hasilkan emiten adalah untuk orientasi export dan sisanya untuk pasar dalam negeri. Selain itu juga perlu memantau perkembangan kebijaksanaan pemerintah dalam mengurangi penggunaan plastik digantikan dengan kertas, seperti paper bag, pembungkus produk Food & Beverages dll. Komitmen pemerintah untuk mengurangi penggunaan plastic digantikan dengan kertas akan menaikkan permintaan terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh emiten sub sektor ini.

Disclaimer : Tulisan ini bukan suatu rekomendasi beli atau jual instrument investasi tertentu, namun hanya untuk literasi keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun