Kesimpulan
Big data telah mengubah cara kita memahami dan melakukan komunikasi politik. Di satu sisi, teknologi ini menawarkan peluang untuk komunikasi politik yang lebih efektif dan terukur. Namun di sisi lain, kita harus tetap waspada terhadap potensi penyalahgunaan dan dampak negatifnya terhadap proses demokratis.
Keberhasilan pemanfaatan big data dalam komunikasi politik modern akan bergantung pada kemampuan untuk menyeimbangkan efektivitas dengan etika, transparansi dengan privasi, dan personalisasi dengan kepentingan publik yang lebih luas. Para praktisi politik perlu mengembangkan framework etis yang jelas untuk memandu penggunaan big data, sambil tetap memanfaatkan potensinya untuk meningkatkan kualitas diskursus politik dan partisipasi demokratis.
Pada akhirnya, big data hanyalah alat. Dampaknya terhadap demokrasi akan bergantung pada bagaimana kita memilih untuk menggunakannya. Yang penting adalah memastikan bahwa pemanfaatan big data dalam komunikasi politik tetap sejalan dengan prinsip-prinsip demokratis dan berkontribusi positif terhadap diskursus publik yang sehat.
Â
Referensi
Tactical Tech Collective. (2019). "Personal Data: Political Persuasion - Inside the Influence Industry." Repo
Woolley, S. C., & Howard, P. N. (2019). "Computational Propaganda: Political Parties, Politicians, and Political Manipulation on Social Media." Oxford University Press
Kreiss, D. (2021). "Social Media and Democracy: The State of the Field, Prospects for Reform." International Journal of Press/Politics, 26, 505-512.
Bennett, W. L., & Lyon, D. (2019). "Data-Driven Elections: Implications and Challenges for Democratic Societies." Internet Policy Review, 8(
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H