Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal Fahimy
Muhammad Iqbal Fahimy Mohon Tunggu... Lainnya - PELAJAR

Suara yang tak bernada. Detak yang tak berdenyut. Hiduplah!

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Memahami Overthinking dan Berdamai dengan Diri Sendiri

5 Juni 2022   00:10 Diperbarui: 30 Juni 2022   12:42 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang-orang yang terbelenggu dalam overthinking yang tidak berkesudahan, adalah orang-orang yang hanyut dalam ilusi kefanaan yang tidak berujung.

Karena, overthinking adalah pintu untuk memasuki jurang ilusi yang penuh kehampaan.

Sebab itu, tidak wajar seorang manusia selalu berada dalam pusaran overthinking. Manusia adalah inisiator, penggerak, dan pemilik hak penuh terhadap keberlangsungan hidup personalnya.

Segala tujuan dan impian adalah hak istimewa yang selalu melekat dan tidak boleh disalahgunakan, apalagi dibelenggu oleh khayalan yang tak pasti.

Semua kita, memiliki hak untuk bahagia dan merdeka. Melepaskan diri dari overthinking yang berlebihan adalah kuncinya. Tidak ada apapun di dunia ini yang patut dirisaukan dan dicemaskan secara berlebihan.

Seperti sebuah ungkapan, "Singa menganggap dirinya raja hutan, sedangkan harimau berjalan seakan-akan tidak ada raja di hutan".

Kita memiliki versi terbaik dari kita sendiri. Memiliki desain terbaik dari diri kita sendiri. Seperti Singa seorang raja, dan seperti Harimau yang tak peduli pada siapa raja.

Jadilah versi terbaik dari diri sendiri. Jangan mudah menyerah, resah, atau pasrah. Kita memiliki dimensi kelebihan yang luar biasa yang diberikan. 

Bahkan, Tuhan pun pernah berkata, "Manusia, adalah sebaik-baik bentuk makhluk ciptaan Ku".

Jika Tuhan saja sudah mengakui kita, lantas apa hal yang perlu dirisaukan secara berlebihan?

Perlu diingat, tidak ada kecemasan sejati kecuali pemikiran yang selalu dibelenggu oleh ilusi dan tidak ada kebahagiaan sejati kecuali berdamai dengan diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun