Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Pemerhati Pendidkan dan Sosial Budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manfaat Konflik dalam Kehidupan dan Manajemen Konflik yang Konstruktif

17 Maret 2023   23:42 Diperbarui: 17 Maret 2023   23:49 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Manfaat Konflik dalam Kehidupan Manusia

Konflik dapat diartikan sebagai suatu kondisi ketidakharmonisan karena terjadi perselisihan atau percekcokan baik antarindividu, internal suatu kelompok atau eksternal. Konflik itu sering diidentikkan dan dipandang negatif dalam masyarakat. Harus disadari bahwa pada dasarnya konflik begitu melekat dalam kehidupan manusia, karena hal itu sangat sulit bahkan hampir tidak bisa dihindari. Namun perlu diketahui bahwa di balik suatu konflik itu terdapat manfaat dan hikmah tertentu yang bisa dijadikan pelajaran. Berikut beberapa manfaat dari suatu konflik:

a. Aspek-aspek kehidupan di masyarakat yang belum jelas atau masih belum selesai ditelaah dapat diperjelas dengan adanya konflik.

b. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.

c. Dalam konflik antar kelompok, sebenarnya konflik berfungsi efektif dalam meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang berselisih dengan kelompok lain.

d. Adanya konflik membuat setiap individu atau kelompok yang terlibat harus mengandalkan diri sendiri untuk memenangkan konflik tersebut atas individu atau kelompok lain. Karena itu, konflik juga merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.

e. Ketika ada perubahan-perubahan sosial di masyarakat, konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama maupun menciptakan norma-norma baru agar tercipta harmoni dan keteraturan dalam masyarakat tersebut.

f. Konflik juga dapat berfungsi sebagai alat untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat yang terlibat.

g. Ketika pihak-pihak yang terlibat sama-sama kuat, konflik pun dapat memunculkan sebuah kompromi baru agar setiap pihak mendapat apa yang diinginkan dengan konsekuensi yang disepakati bersama.[2]

2. Manajemen Konflik yang Konstruktif

Manajemen konflik adalah upaya mengelola konflik yang terjadi dalam suatu kelompok atau organisasi dengan menyusun strategi yang tepat sehingga mendapatkan resolusi yang diinginkan. Pengelolaan konflik ini harus dilakukan secara konstruktif dengan cara menggiring para pihak yang berkonflik melalui proses yang kooperatif menuju ruang yang dinamis untuk dapat mengelola perbedaan secara konstruktif sehingga dapat mencegah atau membatasi berbagai aspek negatif dan dapat meningkatkan aspek positif dari konflik tersebut.

Ada beberapa metode dalam manajemen konflik yang konstruktif untuk menciptakan suasana dalam organisasi berlangsung dinamis, yaitu metode akomodatif, menghindar, kolaborasi, kompromi, kompetisi dan konglomerasi.[1]

a. Akomodatif

Metode ini memposisikan pimpinan atau manajer sebagai penengah dan pendamai para pihak yang terlibat konflik dengan membuka diri untuk menerima dan menampung seluruh aspirasi dan pendapat dari pihak yang berkonflik, sehingga konflik dapat dikendalikan dan dimasukkan pengaruh positifnya bagi kemajuan perusahaan.

b. Menghindar dari Konflik

Strategi ini dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk mencegah dan menghindari potensi konflik. Di sini, seseorang dituntut untuk memiliki kepekaan dan daya analisis yang tajam dengan mampu mengidentifikasi adanya berbagai hal yang dapat mengakibatkan konflik, sehingga bisa mengambil kebijakan yang tepat sebelum terlanjur terjadi konflik.

c. Kolaborasi

Metode ini berupaya memecahkan konflik dengan cara membiarkan semua pihak yang terlibat konflik untik merundingkan bersama atau berkolaborasi dalam mencari dan menemukan penyelesaian yang menyeluruh. Pihak-pihak yang terlibat konflik harus terbuka dan berusaha mencari penyelesaian yang bijaksana dan adil yang dapat diterima oleh semua pihak. Namun sistem kolaborasi ini hanya akan efektif bila kedua belah pihak bisa menyepakati tujuan bersama.

d. Kompromi

Metode kompromi ini penyelesaian konflik dilakukan dengan upaya untuk mencapai kompromi, yakni masing-masing pihak yang terlibat konflik bersedia meminimalkan atau mengurangi tuntutan, keinginan atau kehendak, sehingga menghasilkan titik temu yang bisa diterima oleh kedua belah pihak. Metode ini merupakan metode manajemen konflik yang paling umum dilaksanakan dengan tujuan dapat memenangkan semua pihak dan tidak ada yang merasa dirugikan.

e. Kompetisi

Metode kompetisi diterapkan dengan cara membiarkan kedua belah pihak yang terlibat konflik untuk dapat berkompetisi secara sehat. Pimpinan/manajer bertindak sebagai penengah atau 'wasit' yang memantau dan mengawasi kedua belah pihak. Hal itu dapat didorong dengan pemberian bonus dan penghargaan bagi siapa yang berhasil menunjukkan prestasi yang tinggi. Jika persaingan dapat dipertahankan pada level yang tinggi dan sehat maka akan dapat mengarah pada konflik yang positif dan produktif.

f. Konglomerasi

Metode konglomerasi ini merupakan cara menyelesaikan konflik dengan cara menggabungkan beberapa metode dan strategi di atas dengan menerapkan semua metode secara bersamaan.

Adapun tujuan dari manajemen konflik adalah sebagai berikut:

a. Mencegah kemungkinan terjadinya konflik.

b. Menghindari dari adanya konflik yang terjadi.

c. Mengurangi dampak resiko yang diakibatkan oleh adanya konflik.

d. Menyelesaikan konflik dalam waktu sesingkat mungkin.

Referensi:

[1]https://penerbitbukudeepublish.com/materi/manajemen-konflik/

[2]https://roboguru.ruangguru.com/question/salah-satu-manfaat-dari-konflik-adalah-_QU-YB0V9663

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun