Mohon tunggu...
Muhammad Ibnu Zuhair
Muhammad Ibnu Zuhair Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa SMA

Saya memiliki hobi menulis, dan bermusik. Saya sangat suka dengan matematika, karena matematika adalah bahasa yang digunakan Tuhan untuk menciptakan alam semesta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ingin Kuhancurkan Kota Ini.

29 Desember 2024   15:32 Diperbarui: 29 Desember 2024   15:32 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Eh, gapapa, Pak. Santai," balasku.

            Mobil pun kembali melaju melintasi jalan raya yang sering kami lewati, jalan yang meninggalkan jejak kami berdua. Terlepas dari semua itu, pandanganku teralihkan oleh pasangan yang tampak mesra di salah satu toko buku. Pasangan itu sekilas seperti dia dan kekasih barunya itu. Aku kembali mengingat, di toko itu kami sering membeli buku novel, salah satu buku favoritnya adalah novel-novel karya George Orwell. Karena saran darinya, aku pun coba menamatkan novel-novel itu, dan otakku tak cukup untuk memahami isi dari novel itu.

            "Udah hampir sampai, Mas," lapor supir taksi itu.

            "Oh, Oke, Pak."

            Mobil pun memasuki gerbang bandara. Bandara ini terletak di ujung kota, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dari rumahku---hampir sejam.

            "Saya liat-liat daritadi Mas-nya cuman liatin jendela aja, ngelamunin apa sih, Mas?"

            "Gak ada, Pak. Cuman keingat masa-masa di kota ini. 'Kan ini hari terakhir saya, jadi ya, kembali mengingat momen-momen di kota ini, ya kan, Pak?"

            "Bapak itu tertawa. "Kota seindah ini emang selalu meninggalkan kenangan yang indah ya, Mas."

            Aku pun tertawa. Namun, andai Bapak itu tahu, semua kenangan yang indah itu sudah berubah menjadi kenangan yang buruk bagiku. Hampir semua tempat, baik itu restoran, bioskop, hingga jalan raya yang ada di kota ini, hanya meninggalkan bayangannya. Bayangan itu menetap di kota ini, untuk selamanya. Ia sudah tercipta selama 3 tahun ini, sehingga sudah pasti takkan bisa kulupakan. Bahkan, takkan cukup untuk meninggalkan kota ini saja.

            Jika Mama, Papa, dan Adik kubawa pergi, ingin rasanya kuhancurkan kota ini dengan bom atom. Aku membayangkan setiap bangunan runtuh menjadi debu, setiap jalanan terbelah seperti jurang, dan setiap sudut kota ini berubah menjadi lautan api yang menghanguskan semua kenangan buruk yang ada. Aku ingin menyaksikan kaca-kaca pecah berserakan, tembok-tembok yang selama ini menjadi saksi bisu kebersamaan kami roboh seolah menjerit, dan langit di atas kota ini menghitam seakan ikut merasakan apa yang kurasakan.

Tapi, aku tahu itu hal yang mustahil. Aku tahu di kota ini, banyak kenangan-kenangan indah, sayangnya kenangan itu bukan untukku, mungkin untuk sebagian besar penduduk kota. Kini, aku hanya berharap di kota baru itu, bayangan yang menetap adalah bayangan pendamping hidupku nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun