2. Interaksi Data
Dalam dialektika hermeneutis, terdapat perhatian pada interaksi dan relasi antara berbagai data dan informasi. Auditor perlu membandingkan data keuangan dengan informasi lain, seperti laporan tahunan, catatan akuntansi, dan data eksternal untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Sebagai contohnya : Auditor dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar pajak dengan membandingkan laba yang dilaporkan dengan arus kas yang terdeteksi dalam laporan keuangan untuk memastikan konsistensi.
3. Interpretasi Nilai-nilai dan Prinsip
Prosedur audit tidak hanya berfokus pada angka, tetapi juga pada nilai-nilai yang mendasari pelaporan pajak. Auditor perlu mempertimbangkan dampak sosial dan etika dari keputusan pajak yang diambil oleh wajib pajak. Sebagai contoh : jika sebuah perusahaan mengklaim pengurangan pajak melalui pengeluaran sosial (CSR), auditor harus menilai apakah pengeluaran tersebut sesuai dengan nilai-nilai perusahaan dan dampaknya terhadap masyarakat.
4. Keterlibatan dan Dialog
Pendekatan hermeneutis mengedepankan dialog. Auditor perlu berinteraksi dengan wajib pajak untuk memahami pandangan dan niat mereka dalam menyajikan laporan pajak. Diskusi ini dapat membantu auditor dalam mengeksplorasi informasi yang mungkin tidak jelas hanya dari data yang tertulis. Sebagai contoh : selama proses audit, auditor dapat meminta klarifikasi mengenai item-item tertentu dalam laporan pajak, seperti pengakuan pendapatan atau pengeluaran, dan berdiskusi untuk memahami alasan di balik kebijakan akuntansi yang diadopsi.
5. Refleksi dan Penilaian
Dialektika hermeneutis mendorong refleksi kritis. Auditor harus membangun argumentasi berdasarkan interpretasi data dan konteks yang ada, serta mempertimbangkan berbagai perspektif sebelum membuat kesimpulan. Sebagai contoh : Setelah melakukan audit, auditor harus merefleksikan hasil yang didapat dan menilai apakah kewajiban pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak sudah mencerminkan keadilan dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Â
Kesimpulan
Penerapan dialektika hermeneutis Hanacaraka dalam prosedur audit pajak melibatkan pemahaman yang mendalam tentang konteks, interaksi antara data, dan nilai-nilai yang berkaitan dengan pajak. Dengan mengintegrasikan pendekatan ini, auditor tidak hanya akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kewajiban pajak dan kepatuhan wajib pajak, tetapi juga mendorong transparansi dan komunikasi yang lebih baik antara pihak auditor dan wajib pajak. Ini pada akhirnya dapat meningkatkan akurasi dan keadilan dalam pelaksanaan audit pajak.