Kenapa diperlukan Dialektika Hermeneutis Hanacaraka untuk Prosedur Audit Pajak ?
Dialektika Hermeneutis Hanacaraka diperlukan dalam prosedur audit pajak karena pendekatan ini menawarkan kerangka kerja yang lebih holistik dan kontekstual untuk memahami dan menganalisis informasi pajak serta membawa berbagai manfaat yang signifikan dalam memahami dan menilai kewajiban pajak dengan cara yang lebih komprehensif. Berikut beberapa alasannya :
1. Pemahaman KontekstualÂ
Dengan menggunakan konsep Dialektika Hermeneutis Hanacaraka ini memungkinkan auditor untuk memahami konteks budaya, sosial, dan ekonomi di mana wajib pajak beroperasi. Dalam hal ini, membantu dalam menilai situasi secara holistik dan menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi jika data dilihat secara terpisah dari konteksnya.
2. Interaksi dan Komunikasi
Dengan pendekatan konsep Dialektika Hermeneutis Hanacaraka ini, dapat mendorong dialog antara auditor dan wajib pajak melalui komunikasi yang terbuka. Dalam hal ini, auditor dapat memperoleh informasi yang lebih kaya dan relevan, serta menangkap nuansa yang tidak dapat terlihat dari dokumen saja. Ini meningkatkan kualitas dan akurasi audit.
3. Mendorong Keterlibatan Aktif
Dalam prosedur audit dengan konsep Dialektika Hermeneutis Hanacaraka, melibatkan pihak terkait secara aktif tidak hanya meningkatkan pemahaman, tetapi juga membangun kepercayaan. Keterlibatan ini membantu membangun hubungan yang positif antara auditor dan wajib pajak.
4. Analisis Kritis terhadap dataÂ
Dengan menggunakan pendekatan konsep Dialektika Hermeneutis Hanacaraka, auditor dilatih untuk menganalisis dan menafsirkan data dengan kritis. Ini membantu dalam mengidentifikasi pola atau anomali yang mungkin menandakan ketidakpatuhan atau kesalahan yang perlu ditindaklanjuti.
5. Fleksibelitas dalam Interpretasi