Mohon tunggu...
Muh. Hanafi
Muh. Hanafi Mohon Tunggu... Guru - Abdi Negara

Pengawas Madrasah Tingkat MA, Fasda Numerasi dan AlQur'an Hadist, Fasilitator IKM, Instruktur Visitasi Pelatihan Tindak Lanjut Hasil AKMI 2023, Penggerak Moderasi Beragama, Karya yang telah dipublikasikan : 1 buah Buku Referensi "Keajaiban Think Pair And Share pada Pembelajaran Al-Qur'an Hadist", 2 buah Jurnal pada At-Taklim STAI An-Nadwah KTL dan PEJ FTK UIN STS Jambi. Hope winner on cross cultural religious literacy competition "Developing Student Activity Program" Institut Leimena Jakarta Tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ini yang Harus Dilakukan Guru di Awal Pertemuan dengan Peserta Didik

19 Juli 2023   00:11 Diperbarui: 19 Juli 2023   08:30 2322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal memulai Tahun Pembelajaran 2023/2024 telah dimulai, tentu ini menjadi momentum semangat baru, karena guru akan bertemu dengan peserta didik barunya dan demikian juga sebaliknya. Ditambah lagi dengan liburan panjang hampir satu bulan, membuat peserta didik rindu akan ruang-ruang kelas yang selama lima bulan terakhir mereka berjuang belajar bersama dengan teman-temannya.

Namun terkadang guru sudah memulai pertemuan dengan peserta didiknya dengan melaksanakan langsung aktivitas pembelajaran, sehingga tidak ada kesan awal peserta didik terhadap guru. Mereka tidak merasakan hubungan dan kedekatan emosional terhadap guru yang seharusnya guru adalah pengganti orang tua dirumah.

Maka agar pertemuan awal dengan peserta didik berkesan baik, proses perjalanan pembelajaran selama satu tahun kedepan berjalan dengan baik, dan sesuai harapan, guru harus melakukan kegiatan awal yang baik sebagai proses penting mengenal peserta didik. 

Berikut beberapa hal penting yang perlu dilakukan oleh guru, yakni bagaimana perkenalan awal yang berkesan dengan peserta didik, membuat kesepakatan belajar, melakukan asesmen baik kognitif maupun non kognitif, menjelaskan sekilas materi yang akan peserta didik pelajari, dan memotivasi dan menginspirasi mereka agar semangat belajarnya terus terjaga.

Mengenal peserta didik dengan baik

Perkenalan diri merupakan hal paling penting dalam kehidupan sehari-hari, karena bisa saling mengenal, terlebih interaksi dengan peserta didik. Mengenal peserta didik sangat penting di awal pembelajaran. 

Mengenal adalah cara menghubungkan guru dengan peserta didik melakukan kontak fisik berjabat tangan, senyum dan saling bertukar kata. 

Guru hendaknya memulai kelas dengan terlebih dahulu mengucap salam, mendoakan kebaikan, dilanjutkan memperkenalkan diri, nama, nomor handphone, dan alamat rumah, email dan lainnya yang dibutuhkan oleh peserta didik. 

Pertemuan awal peserta didik di sekolah (sumber gambar tirto.id)
Pertemuan awal peserta didik di sekolah (sumber gambar tirto.id)
Sebaliknya guru juga bisa meminta peserta didik untuk memperkenalkan dirinya masing-masing, dan sedapat mungkin guru mengingat nama mereka satu persatu, agar memudahkan berkomunikasi antar guru dan peserta didik.

Membuat kesepakatan belajar

Di awal pertemuan belajar, penting bagi guru dan peserta didik untuk menetapkan kesepakatan belajar di kelas. Kesepakatan ini berfungsi untuk membangun rasa tanggung jawab peserta didik atas patuhnya mereka terhadap peraturan kelas yang ditetapkan bersama. 

Dengan adanya kesepakatan belajar memberikan dampak akan hadirya lingkungan yang positif serta adanya budaya disiplin di dalam kelas dan bahkan berdampak sangat baik di sekolah/madrasah, proses pembelajaran menjadi lebih efektif, terutama disaat guru menyampaikan materi pembelajaran, dan peserta didikpun bisa bebas berekspresi akan pendapat yang diharapkannya di dalam kelas.

Sisi lain kesepakatan belajar menjadi rule yang mampu menstabilkan kondisi kelas, supaya mereka tidak kebablasan dan melenceng dari norma lingkungan sekolah/madrasah. Dan tentu saja kesepakatan ini benar-benar berasal dari pemikiran peserta didik dan guru hanya memfasilitasi untuk kemudian ditetapkan sebagai kesepakatan kelas.

Dan alangkah lebih baik jika guru sebelum kesepakatan itu dirumuskan oleh peserta didik, guru memperkenalkan norma-norma dan nilai yang dianut dalam proses pembelajaran di sekolah/madrasah. Tujuannya adalah agar tidak bertentangan dengan tata tertib, visi dan misi, atau aturan yang berlaku di sekolah/madrasah.

Berikut beberapa contoh butir-butir kesepakatan kelas, diantaranya misalnya, hadir masuk ke dalam kelas sesuai waktu yang ditetapkan di sekolah/madrasah, semua peserta didik bertanggung jawab atas kebersihan di ruangan kelas dan berkomitmen menjadwalkan petugas piket, mengawali setiap pembelajaran dengan berdo'a, saling membantu, menerima perbedaan antara peserta didik, menghargai dan menghormati antar peserta didik, tidak bermain handphone saat pembelajaran, bersungguh-sungguh saat belajar, mengerjakan PR tepat waktu, sepakat tidak berkelahi, dan lain-lain. 

Pada intinya bagaimana kesepakatan itu dibuat untuk kenyamanan peserta didik di dalam kelas.

Melakukan asesmen 

Sebelum guru mempersiapkan perangkat pembelajaran dalam implementasi kurikulum merdeka, guru memerlukan data atau keterangan kondisi awal peserta didik. Maka untuk mendapatkan data tersebut, guru melakukan asesmen diagnostik di awal pembelajaran. 

Bentuk asesmen yang dilaksanakan berupa tes psikologi dan tes matrikulasi. Asesmen diagnostik dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, kelemahan model belajar peserta didik, sehingga nantinya guru dapat merancang sesuai kompetensi dan kondisi peserta didik yang beragam. 

Fungsi lainnya guru juga dapat merancang metode, model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Asesmen diagnotik dapat memetakan kemampuan peserta didik secara cepat, untuk mengetahui siapa peserta didik yang sudah paham, yang agak paham, dan yang belum paham, dengan demikian guru dengan mudah menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan peserta didik.

Di sisi lain asesmen non kognitif juga diperlukan untuk memetakan pada psikologis dan emosi peserta didik, asesmen non kognitif dilakukan untuk melihat latar belakang keluarga peserta didik, kesiapan belajar, kebiasaan belajar, motivasi dan minat belajar, gaya belajar dan menilai aktivitas peserta didik selama belajar dirumah dengan tetap memperhatikan kondisi keluarganya.

Menjelaskan sekilas materi yang akan peserta didik pelajari 

Seringkali guru dalam pembelajaran langsung masuk dalam kegiatan pembelajaran, maka sering dijumpai peserta didik belum siap menerima pelajaran, tidak memperhatikan, tidak fokus, kurang aktif, ada siswa yang terlihat melamun dan bingung, membosankan, dikasih tugas dan latihan acuh tak acuh, beberapa terlihat tidur dan tidak memperdulikan. 

Padahal penting agar peserta didik tertarik terhadap pembelajaran dan timbul motivasi untuk belajar, terlebih untuk satu tahun mendatang akan dilaluinya. 

Guru perlu menjelaskan sekilas gambaran materi-materi yang akan dipelajari, sehingga peserta didik mendapatkan acuan dalam kegiatan pembelajaran. Mereka bisa mengaitkan dan menghubungkan materi pelajaran yang dikuasai sebelumnya.

Menjelaskan sekilas materi kepada peserta didik membuat mereka siap memberikan respon, sehingga peserta didik akan lebih aktif dalam pembelajaran yang akan dihadapinya. Mereka akan mengingatkan kembali materi yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan oleh guru. Hal ini akan memudahkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Di sisi lain, menyampaikan materi sekilas kepada peserta didik akan memberikan rangsangan terhadap materi yang akan diajarkan, siswa terdorong untuk berpikir dan belajar membangkitkan pengertian baru. Disamping itu guru juga dapat menyelidiki penguasaan dan pengetahuan materi peserta didik.

Di samping itu, peserta didik akan mengaitkan apa yang telah diketahui atau di alami dengan apa yang akan dipelajari, dan bisa juga peserta didik menghubungkan materi pelajaran lama dengan pelajaran baru yang dipelajarinya, sebagai batu loncatan seberapa jauh peserta didik menguasai menguasai materi pelajaran yang lama, sehingga mereka dengan mudah menyerap materi pelajaran yang akan dilaluinya.

Sedapat mungkin peserta didik juga mengetahui dengan jelas manfaat dari mereka mempelajari materi-materi itu, guru hendaknya memberikan informasi yang lengkap dan detail dari keunggulan materi pelajaran yang dilalui dan bagaimana peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran. 

Berikan ulasan menarik misalnya dari peserta didik yang sebelumnya mempelajari materi---materi itu. Mereka banyak mendapatkan dampak baik. Semakin bagus dan banyak ulasan yang diberikan, tentu saja akan memberikan pengaruh positif terhadap peserta didik.

Menjelaskan penilaian yang akan dilakukan

Penting guru menjelaskan mekanisme dan sistem penilaian terhadap peserta didik, agar mereka mengetahui alur penilaian yang dilakukan oleh guru. 

Penilaian yang dilakukan oleh guru untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan peserta didik. Guru bersama peserta didik, melakukan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganilis serta menafsirkan informasi hasil belajar.

Prinsip-prinsip penilaian perlu juga dijelaskan awal oleh guru, bahwa prinsip penilaian bersifat valid, bisa dipercaya, konsisten, sistemaris, akuntabel, berorientasi kepada tujuan, informasi penilaian bisa di akses, sifatnya terbuka, transparan dan adil, serta mendukung proses belajar mereka.

Penting juga menjelaskan teknik penilaian yang akan dilakukan oleh guru. Apakah akan dilakukan dengan tes verbal (tes tertulis atau bentuk lisan), atau jelaskan juga dengan teknik tes non verbal (dengan unjuk kinerja). 

Ataupun yang lainnya misalnya teknik nontes, dengan pemberian angket, wawancara, analisis hasil kerja. Tujuan dari guru menjelaskan teknik penilaian, agar guru dapat menetapkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik.

Pemberian Motivasi dan inspirasi baik

Motivasi sangat penting dan bermanfaat bagi peserta didik, yakni bagaimana menyadarkan kedudukan peserta didik pada awal belajar, proses dan hasil belajar, menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, membesarkan semangat belajar, menggiring dan membawa alam pikiran peserta didik untuk tertarik dan antusias mengikuti pembelajaran.

Memberikan kepercayaan kepada peserta didik bahwa mereka bisa melaluinya. Guru hendaknya menanamkan kesadaran kepada mereka untuk berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dirinya sendiri untuk mencapai apa yang di inginkan.

Berikan kisah atau cerita yang inspiratif, sehingga peserta didik termotivasi setelah mereka mendapatkan respons positif dari kisah atau cerita tersebut. Di dalam pikirannya akan lahir semangat positif dan itu akan terbangun dengan sendirinya.

Demikianlah sedikit gambaran apa yang akan dilakukan guru di awal pertemuan dengan peserta didik. Sebagai seorang guru, bertanggung jawab bagaimana agar proses pembelajaran bisa efektif dan keaktifan peserta didik meningkat. 

Menciptakan suasana belajar yang interaktif, inspiratif, peserta didik termotivasi untuk berpartisifasi aktif, memberikan ruang yang cukup untuk mereka berkreativitas, mandiri sesuai bakat, minat serta proses pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan adalah tantangan yang akan dihadapi oleh guru, maka guru dituntut menyiapkan pembelajaran yang penuh ide, metode, model, media dan sumber belajar yang bervariatif, yang disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran dan peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun