Dampak positif yang disebabkan oleh penerapan kebijakan merdeka belajar yaitu:
- Peningkatan Kualitas Pembelajaran: Dengan penghapusan Ujian Nasional dan penggantinya dengan Asesmen Nasional, siswa diharapkan dapat memperoleh pendidikan yang lebih bermakna dan relevan dengan kebutuhan masa depan dengan lebih menekankan pada kompetensi dan pengembangan karakter,
- Inovasi dalam Pembelajaran: Kurikulum Merdeka memberikan guru kebebasan untuk menggunakan pendekatan yang lebih inovatif dan kreatif. Ini dapat mendorong guru untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih menarik dan efektif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan minat dan dorongan siswa,
- Pengembangan Teknologi Pendidikan: Adanya platform teknologi pendidikan seperti Rumah Belajar dan Guru Belajar telah meningkatkan kesetaraan akses terhadap pendidikan berkualitas tinggi. Ini sangat bermanfaat, terutama selama pandemi COVID-19, ketika pembelajaran daring sangat penting,
- Penguatan Pendidikan Karakter: Survei Karakter Asesmen Nasional menekankan pentingnya pendidikan karakter karena membantu dalam pembentukan siswa yang memiliki nilai moral dan etika yang kuat selain kecerdasan akademik,
- Pemberdayaan Sekolah dan Guru: Program Sekolah Penggerak membantu sekolah menjadi pelopor dalam menerapkan Merdeka Belajar. Ini memungkinkan sekolah dan guru untuk melakukan inovasi dalam pendidikan.
Adapun dampak negatif yang ditimbulkan oleh penerapan kebijakan merdeka belajar yaitu:
- Ketimpangan Akses Teknologi: Sekolah-sekolah di daerah terpencil sering kali tidak memiliki akses internet yang memadai atau perangkat teknologi yang diperlukan, yang menghambat pelaksanaan kebijakan ini. Ini terjadi meskipun teknologi pendidikan telah berkembang,
- Beban Tambahan bagi Guru: Meskipun tujuan Merdeka Belajar adalah untuk mengurangi beban administrasi, beberapa guru harus beradaptasi dengan kurikulum baru dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Tidak adanya pelatihan yang memadai juga dapat meningkatkan tekanan yang dialami guru,
- Kesiapan Siswa dan Orang Tua: Siswa dan orang tua harus mendukung perubahan paradigma pendidikan. Namun, beberapa orang tua dan siswa mungkin tidak siap atau memahami sepenuhnya tujuan dan keuntungan dari Merdeka Belajar, yang dapat menyebabkan resistensi atau ketidakpahaman yang menghambat pelaksanaannya,
- Variasi dalam Pelaksanaan: Pelaksanaan kebijakan ini dapat berbeda di beberapa daerah, tergantung pada kesiapan dan kapasitas masing-masing sekolah. Hal ini dapat menyebabkan ketidakmerataan dalam kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa di daerah yang berbeda.
Maka dapat kita simpulkan bahwa Kebijakan Merdeka Belajar adalah langkah maju menuju reformasi sistem pendidikan di Indonesia. Merdeka Belajar memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan memberikan lebih banyak kebebasan kepada lembaga pendidikan dan pendidik serta memfokuskan pada pengembangan kompetensi dan karakter.
Namun, keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada infrastruktur yang siap, kemampuan guru, dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan.
Pemerintah pusat dan daerah, lembaga pendidikan, guru, siswa, dan orang tua harus bekerja sama secara terus menerus untuk mengatasi masalah yang ada. Pelatihan dan pengembangan profesional guru harus ditingkatkan, dan akses teknologi pendidikan harus diperluas.Â
Untuk mengubah paradigma pendidikan di Indonesia, perlu dilakukan sosialisasi yang lebih besar tentang tujuan dan keuntungan Merdeka Belajar.
Merdeka Belajar dapat menjadi fondasi yang kuat jika semua orang berkomitmen dan bekerja sama demi terciptanya sistem pendidikan yang lebih adaptif, inovatif, dan inklusif, yang mampu menghasilkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H