Yaqut Cholil Qoumas selaku Menteri Agama Republik Indonesia yelah mengumumkan tanggal penetapan hari 1 Syawal 1445 H atau Hari Raya Idul Fitri 2024 yang dilaksanakan pada Rabu, 10 April 2024. Sehari sebelumnya Kementerian Agama Republik Indonesia telah melakukan sidang isbat yang dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kemenag RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
"Disepakati bahwa 1 Syawal tahun 1445 H jatuh pada hari Rabu tanggal 10 April 2024 Masehi," ujar Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas yang memimpin langsung dalam pelaksanaan sidang isbat penetapan Hari Raya Idul Fitri 2024 Selasa, 9 April 2024.
Penulis memulai perjalanan dari Yogyakarta, tempat penulis menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri di kota tersebut, penulis pun membandingkan bagaimana sholat tarawih yang ia laksanakan di kota-kota yang penulis lalui mulai dari Yogyakarta, Bandar Lampung, hingga Sumatera Selatan.Â
Pada saat di Yogyakarta penulis biasa sholat di Masjid Ash-Shiddiqi yang terletak di Kelurahan Demangan. Di masjid tersebut sholat tarawih biasa dilaksanakan dengan runtutan 8 rakaat tarawih dengan 2 kali salam dan 3 rakaat sholat witir dengan satu salam. Lalu kemudian setelah waktu libur tiba, tepatnya pada tanggal 4 April 2024, penulis pulang ke kampung halaman di Bandar Lampung.Â
Di kampung halaman, penulis biasa sholat tarawih di Mushola Ar-Ridho yang terletak di Kecamatan Sukabumi. Di Mushola Ar-Ridho, sholat tarawih biasa dilaksanakan dengan runtutan 8 rakaat tarawih dengan 4 kali salam dan 3 rakaat sholat witir dengan 2 kali salam.Â
Setelah menghabiskan 3 malam di Bandar Lampung, penulis melanjutkan perjalanan ke tanah kelahiran sang ibu di Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Desa Kemu, Kecamatan Pulau Beringin, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.Â
Di desa tersebut, penulis hanya merasakan satu malam sholat terawih dikarenakan besok malamnya sudah tidak ada tarawih dan sudah digemakannya takbiran. Di Desa Kemu, penulis melaksanakan sholat tarawih dengan jumlah rakaat yang sama, yaitu 8 rakaat tarawih dengan 4 salam, akan tetapi hanya satu salam pada sholat witir dengan 3 rakaat.
Desa Kemu sendiri berada di Provinsi Sumatera Selatan. Menurut Google Maps, Desa Kamu berjarak sekitar 326 Kilometer dari ibukota Sumatera Selatan, Kota Palembang, dan membutuhkan jarak tempuh kurang lebih sekitar 6 sampai 7 jam perjalanan menggunakan kendaraan mobil.Â
Sedangkan dari Kota Bandar Lampung menuju Desa Kemu berjarak kurang lebih sekitar 353 Kilometer dan memiliki waktu perjalanan selama kurang lebih sekitar 7 sampai 8 jam perjalanan menggunakan kendaraan mobil menurut Google Maps.
Pada malam hari menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri, masyarakat setempat mempunyai tradisi yaitu dengan biasa mengadakan pawai obor disertai dengan lantunan takbir yang digemakan dengan sound speaker yang turut dibawa dalam kegiatan pawai obor keliling Desa Kemu.Â