Pada umumnya usaha jasa tambal ban memiliki jarak yang jauh antar satu dengan yang lainnya agar tidak saling menjatuhkan satu sama lain, tetapi hal itu tidak berlaku di sebuah kawasan di Jogjakarta, tepatnya pada kawasan Kotabaru yang berada di Jalan Faridan M Noto terlihat banyak sekali orang yang membuka usaha tambal ban yang saling berjejer panjang.
Fenomena ini sangat unik karena ada banyak orang yang membuka jasa tambal ban di suatu kawasan, pada awalnya bangunan tambal ban di daerah tersebut hanya ada satu namun berjalan seiring waktu sudah ada belasan bahkan lebih orang yang membuka jasa tambal ban di daerah tersebut.
Salah satu orang yang saya temui bernama Adit, dia merupan salah satu dari banyaknya orang yang membuka jasa tersebut, dirinya mengatakan pada saat membuka jasa tersebut sudah ada 3 (tiga) orang yang membuka jasa yang sama seperti dirinya, dia membuka usaha ini sejak 6 (enam) tahun yang lalu.
"Pada saat saya membangun usaha ini sudah ada 3 orang duluan yang membangun udaha yang sama, saya tidak keberatan karena saya melihat 3 bangunan tambal ban ini yang lebih dulu dari saya, walau disini jaraknya berdekatan untuk pendapatan tidak terganggu sama sekali," ujarnya.
Adit mengatakan usaha tambal ban miliknya ini bukan usaha tambal ban yang pertama sebelumnya ia juga pernah membuka usaha yang sama di tempat lain namun pendapatannya tidak seperti yang dia inginkan.
"Sebelum disini dulu saya juga usaha seperti ini di tempat lain tapi hasilnya kurang bagus terus saya lihat disini ada usaha yang seperti saya dulu sudah ada 3 orang yang usaha begini di tempat ini setelah saya lihat usaha mereka memiliki pelanggan yang ramai jadi saya coba bangun usaha di samping mereka setelahnya usaha saya juga memiliki pendapatan yang bagus seperti mereka dan pelanggan yang banyak juga walau usahanya saling berdampingan," tuturnya.
Walau banyak usaha yang sama di daerah tersebut nyatanya seluruh orang yang menjual jasanya disana tidak berselisih antara satu penjual dengan penjual lainnya semua penjual memiliki pelanggannya masing-masing dan pendapatan yang baik di semua penjual.
Adit mengatakan dirinya pada saat membuka usaha tersebut merasa lebih untung di kedua kalinya ia membuka usaha yang sama, karena di usahanya yang pertama kali dia baru baik modal di setahun kemudian sedangkan di usahanya yang sekarang dia bisa balik modal dengan hanya berjalan baru 5 bulan saja.
"Kalo soal keuntungan lebih untung jual yang sekarang soalnya 5 bulan jalan udah balik modal kalo yang pertama 1 tahun baru balik modal, makanya saya pilih disini saja untuk menjualnya," ucapnya.
Dia mengatakann kalo usahanya ini bisa untuk mobil maupun motor tetapi lebih sering menerima kendaraan berjenis mobil dibandingkan motor, selain tambal ban ia juga menerima untuk pergantian ban mobil atau ban motor yang sudah tidak layak pakai.
"Usaha saya ini walau bisa untuk mobil dan motor tapi lebih banyak mobil yang kesini bisanya mereka kesini buat tambal banya atau ganti bannya yang udah jelek, kalo motor biasanya kesini cuma buat tambah angin jarang yang nambal disini," ujarnya.
Dirinya mengatakan usahanya ini di peruntukan hanya untuk ban yang berjenis tubeless saja karena untuk peralatannya memang di pergunakan hanya untuk ban yang berjenis tersebut yang bisa di tambal.
"Untuk ban yang bisa saya tambal hanya yang berjenis tubeless karena untuk peralatan yang di gunakan penggunaannya hanya untuk ban tersebut mau mobil atau motor juga sama harus ban berjenis itu," ungkapnya.
Dia mengatakan walaupun disini banyak yang membuka usaha yang sama tapi para pemilik usaha ini saling pinjam-meminjam satu sama lain walaupun demikian para pemilik usaha tersebut tidak merasa keberatan malah dari itu bisa menjalin kebersamaan dan pertemanan.
"Kalo disini saling pinjam itu udah biasa soalnya banyak alat yang gak di miliki setiap orang yang membuka usaha disini tapi berkat saling pinjam ini jadi bisa bangun kebersamaan dan pertemanan disini," ucapnya.
Dari fenomena ini bisa dikatakan bahwa stiap usaha yang dibangun walau usaha itu banyak orang yang menjualnya di sekitarnya tidak harus menimbulkan konflik di Kawasan tersebut justru dengan banyaknya usaha yang sama di daerah tersebut bisa membangun sebuah kebersamaan dan pertemanan yang baik disana.
Dari sebuah kebersamaan dan pertemanan disana menciptakan keuntungan penjualan yang di terima semua penjual usaha walaupun mereka menjual usaha yang sama satu sama lain dan mereka memiliki ikatan yang kuat satu sama lain karena menjual usaha yang sama di kawasan yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H