Aristotle mengajarkan konsep jalan tengah (golden mean), yaitu kebajikan yang berada di antara dua ekstrem. Sebagai sarjana, kita dapat menerapkan prinsip ini dalam berbagai aspek kehidupan:
- Belajar dengan seimbang: Tidak terlalu malas (kurang usaha) tetapi juga tidak berlebihan hingga mengorbankan kesehatan atau hubungan sosial.
- Berinteraksi dengan orang lain: Menjadi tegas tanpa menjadi agresif, atau bersikap baik tanpa terlalu pasif.
- Manajemen waktu: Menyeimbangkan studi, pekerjaan, dan waktu luang untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.
Bagaimana Kita dapat menerapkan etika kebahagiaan dengan
Setelah menyelesaikan pendidikan, seorang sarjana dihadapkan pada tantangan untuk mengintegrasikan nilai-nilai etika kebahagiaan ke dalam kehidupan profesional. Dunia kerja sering kali penuh dengan tekanan, persaingan, dan godaan untuk mengorbankan prinsip-prinsip moral demi keuntungan pribadi. Namun, dengan berpegang pada pandangan Aristotle tentang kebajikan, seorang sarjana dapat menjadi profesional yang tidak hanya sukses, tetapi juga bermartabat.
Kebijaksanaan dalam Pengambilan Keputusan
Dalam dunia kerja, kebijaksanaan (phronesis) adalah kemampuan untuk membuat keputusan yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga adil dan bermoral. Misalnya, seorang manajer yang bijaksana tidak hanya fokus pada keuntungan perusahaan, tetapi juga mempertimbangkan kesejahteraan karyawan dan dampak sosial dari keputusan bisnisnya.
Etika Kebajikan dalam Kepemimpinan
Seorang sarjana yang menjadi pemimpin harus memahami pentingnya kebajikan dalam kepemimpinan. Pemimpin yang baik adalah seseorang yang memiliki integritas, keadilan, dan empati. Ia mampu menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama tanpa mengorbankan nilai-nilai etis.
Kontribusi kepada Masyarakat
Sebagai bagian dari masyarakat, seorang sarjana memiliki tanggung jawab untuk menggunakan ilmunya untuk kebaikan bersama. Misalnya, seorang dokter yang memahami etika kebahagiaan Aristotle tidak hanya fokus pada pengobatan penyakit, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup pasien secara keseluruhan.
* Â Aristotle. (2009). Nicomachean Ethics (Terj. W.D. Ross). Oxford University Press.
(Sumber utama tentang etika kebahagiaan dan konsep eudaimonia)
* Â Broadie, S., & Rowe, C. (2002). Aristotle: Nicomachean Ethics: Translation, Introduction, and Commentary. Oxford University Press.
(Penjelasan mendalam tentang etika Aristotle dan relevansinya di era modern)