Mohon tunggu...
MUHAMMAD FEBRIAN MUHARAM
MUHAMMAD FEBRIAN MUHARAM Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA

Nama: Muhammad Febrian Muharam NIM: 41123110005 Dosen Pengampu: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Fakultas Teknik Jurusan Teknik SIpil Universitas Mercu Buana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menjadi Sarjana dan Menciptakan Etika Kebahagiaan

27 Januari 2025   20:46 Diperbarui: 27 Januari 2025   20:46 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Power Point Pertemuan 1,2, 3 Mata kuliah Kode Etik Umd Hal. 3

Menjadi sarjana adalah bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri untuk mencapai kebahagiaan dan kemajuan pribadi. Selain itu, seorang sarjana juga berkontribusi pada kemajuan bangsa, karena sumber daya manusia yang terdidik merupakan aset utama bagi pembangunan.

Mengapa kita harus menerapkan etika kebahagiaan yang dicanangkan Aristotle?

1. Mencapai Tujuan Tertinggi Hidup (Eudaimonia)

Menurut Aristotle, kebahagiaan sejati (eudaimonia) adalah tujuan tertinggi manusia. Kebahagiaan ini bukan sekadar kesenangan sesaat atau materi, tetapi kehidupan yang bermakna, sejahtera, dan sesuai dengan kebajikan.

  • Sebagai sarjana, menjalani kehidupan yang selaras dengan kebajikan membantu kita tidak hanya menjadi pintar secara intelektual tetapi juga bermoral.
  • Eudaimonia memungkinkan kita untuk menjalani kehidupan sebagai sarjana yang tidak hanya sukses, tetapi juga bahagia secara batiniah karena hidup sesuai dengan nilai-nilai moral.

2. Membentuk Karakter yang Bermoral

Etika kebahagiaan Aristotle berfokus pada pembentukan kebajikan moral melalui tindakan yang konsisten. Sebagai sarjana, karakter yang bermoral penting untuk:

  • Menjaga integritas akademik (menghindari plagiarisme atau kecurangan).
  • Menghormati hak dan pandangan orang lain, baik dalam diskusi ilmiah maupun kehidupan sehari-hari.
  • Menjadi panutan bagi orang lain di masyarakat, termasuk keluarga dan teman.

3. Menggunakan Ilmu untuk Kebaikan Bersama

Aristotle percaya bahwa manusia adalah makhluk sosial, sehingga kebahagiaan sejati melibatkan hubungan dengan orang lain. Sebagai sarjana, kita memiliki tanggung jawab untuk menggunakan ilmu pengetahuan kita demi kebaikan bersama.

  • Dengan menerapkan etika kebahagiaan, kita tidak hanya berfokus pada kesuksesan pribadi tetapi juga dampak positif bagi masyarakat.
  • Contoh: Seorang sarjana teknik yang mempertimbangkan keselamatan dan keberlanjutan dalam membangun infrastruktur, atau seorang sarjana hukum yang memperjuangkan keadilan.

4. Membantu Mengambil Keputusan yang Bijaksana

Salah satu aspek penting dari etika Aristotle adalah phronesis (kebijaksanaan praktis), yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat berdasarkan situasi.

  • Sebagai sarjana, kita sering dihadapkan pada keputusan penting, baik dalam hal studi, pekerjaan, maupun hubungan sosial.
  • Dengan menerapkan phronesis, kita dapat membuat keputusan yang tidak hanya logis tetapi juga bermoral, mempertimbangkan dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain.

5. Menghindari Ekstrem dan Menemukan Jalan Tengah (Golden Mean)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun