Jadi, ketika kamu menjual kembali saham-saham yang dimiliki setelah jangka waktu yang lama, imbal hasil yang diperoleh juga lebih tinggi dan terhindar dari kerugian. Kalaupun pasar sedang menurun, kamu dapat menunda menjual saham hingga pasar kembali stabil.
- Tinjau strategi investasi secara berkala
Kamu tetap perlu memonitor tren pasar, dengan meninjau strategi investasi secara berkala, serta lakukan penyesuaian. Bisa dilakukan setiap tiga bulan atau enam bulan sekali tergantung kebutuhan. Dengan cara inilah kamu dapat memastikan apakah alokasi investasi telah sesuai sasaran, atau malah justru merugi.
Jangan Lupakan Keuangan Pribadi
Sebelum mendedikasikan uang yang kamu miliki untuk membeli saham, investor perlu menghitung atau mengetahui berapa banyak modal yang dimiliki untuk berinvestasi. Pastikan dahulu jika kebutuhan keuangan pribadi atau rumah tangga sudah terpenuhi.Â
Selanjutnya, lakukan pencatatan aset dan utang pribadi, serta siapkan rencana pengelolaan utang sesuai logika. Pastikan juga kamu mempunyai dana darurat, setidaknya untuk enam bulan ke depan di dalam akun keuangan yang mudah dicairkan. Karena memiliki rencana keuangan yang matang sangat berguna sekali, supaya kamu dapat menjalani investasi saham yang sifatnya jangka panjang dengan tenang.Â
Meskipun sudah direncanakan sebaik mungkin, resiko dalam berinvestasi tetaplah ada. Risiko merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari investasi. Kamu tidak akan mendapatkan keuntungan tanpa adanya harga yang harus dibayar. Jangan sampai hal ini mengecilkan keinginan kamu untuk berinvestasi saham. Ingat: "high risk-high return"
Namun, dengan perencanaan dan pertimbangan yang cermat, kamu dapat mengurangi risiko dan meningkatkan hasil investasi di pasar saham.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H